🦋 IMPROMPTU MARRIAGE 🦋

13 2 0
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Assalamu'alaikum wr. wb

Selamat datang di cerita pertama aku❣🦋

Aku bukan orang yang ahli & pintar soal agama, jadi mohon maaf jika ada yang keliru:). Tapi semoga karyaku ini dapat bermanfaat dan bisa dinikmati oleh semuanya ❣

Mari belajar dan menyelam bersama-sama dalam kisah Fatwa dan Fiska disini:)

Happy Reading

Typo bertebaran!

•••


"Mau gue anter gak, Wa?"

"Gak perlu, Kal. Gue bisa sendiri,"

Laki-laki bernama lengkap Fatwa Alida Kusuma itu baru terkena musibah saat ia tengah mengikuti pertandingan bola basket antar sekolah. Dan yang bertanya padanya adalah Vaskal—sahabat sekaligus rekan satu timnya.

Saat bermain tadi dirinya tersandung kaki lawan sehingga jatuh di lapangan dan menyebabkan lututnya terluka sebab Fatwa tidak memakai deker lutut.
Fatwa tidak mau melewatkan kesempatan terakhirnya membela nama sekolah sebab sebentar lagi dia lulus.

Berjalan santai melewati lorong yang sudah sepi karena hari semakin sore dan murid-murid sekolah sudah mulai pulang. Fatwa sampai di ruang UKS. Dia sudah mengganti pakaian dengan kaos hitam tetapi celananya masih mengenakan kolor jersey. Mencari-cari kotak obat, namun tidak ada.

Clek.

Fatwa sedikit terperanjat ketika pintu terbuka dan masuklah seorang gadis berhijab yang sama terkejutnya seperti dirinya. Buru-buru perempuan itu menunduk dan meremas kotak obat di tangannya.

"M-Maaf, kak. Saya cuma mau ngembaliin ini," Ucap gadis itu pelan dan berjalan ke arah lemari kecil untuk meletakkan kotak obat pada tempatnya.

Karena terlalu panik dan tergesa-gesa, gadis itu lupa bahwa kotaknya belum dikunci hingga ketika akan meletakkannya semua isi di dalamnya berjatuhan.

Buru-buru dia membereskannya. Bukan apa-apa, hanya saja dia tidak biasa berduaan dengan lawan jenis. Takutnya menimbulkan fitnah. Fatwa ikut membantu, lalu dia menyisakan satu botol obat merah juga alkohol untuk ia pakai.

"Terimakasih, kak. Saya permisi, maaf mengganggu sebelumnya." Dengan sopan dan terus menunduk tanpa menoleh sedikitpun pada Fatwa, gadis itu keluar dari ruang kesehatan.

"Hm... " Fatwa bergumam sembari mengangguk saat gadis tadi sudah jauh meninggalkan ruangan.

Kemudian matanya menangkap benda berkilau berbentuk persegi panjang tergeletak di lantai. Fatwa mengambilnya dan ternyata itu adalah nametag gadis tadi. Mungkin karena terlalu tergesa-gesa dia sampai tidak merasa kalau barangnya jatuh.

Mengangkat benda itu ke atas, Fatwa membaca nama yang tertera. "Fiska Anugrah... " Gumamnya membaca nama yang tertera.

Setelah tersadar, Fatwa langsung menyimpan nametag itu di meja samping ranjang. Dia duduk ditepi ranjang dan mengobati lukanya. Sembari menunggu kering, Fatwa membuka ponselnya dan mendapati jika sang Ummi mengiriminya pesan.

Ummi

Assalamu'alaikum, anak Ummi. Hari ini pulang telat ya?

Ummi boleh titip belanja bulanan? Abi masih belum bisa pulang.

Perlahan rahang pemuda itu mengeras, tangannya terkepal mencoba menahan rasa benci dan marah agar tidak meledak. Dengan cepat Fatwa membalas.

Fatwa

Wa'alaikumussalam, ummi. Iya, pulang nanti Fatwa mampir ke super market buat belanja bulanan sekalian beli makan malam buat kita.

Ummi diam aja di rumah, istirahat. Jangan tunggu pria tidak bertanggung jawab itu.

Fatwa membalas dengan sedikit emosi. Dalam hati dia meminta maaf karena melampiaskan kemarahannya pada sang Ummi. Benar saja, tak lama Ummi kembali membalas.

Ummi❣

Nak... Gak boleh seperti itu

Fatwa

Iya, ummi. Udah dulu, ya, Fatwa mau jalan pulang sekarang.

Fatwa mengakhiri pesan tanpa meminta maaf seperti sebelumnya jika ia menyinggung soal sang Abi. Dia memasukkan ponsel ke dalam tas, tak lupa nametag gadis tadi Fatwa bawa juga agar besok bisa ia kembalikan. Kemudian dia keluar dari ruangan kesehatan dengan santai pula.

Pemuda itu tidak tahu saja bahwa sejak tadi ada yang memantaunya di lantai dua.

"Tuh 'kan, Pak. Mereka berdua memang ngelakuin hal-hal di luar batas!" Ucap security sekolah pada pria paruh baya di sampingnya yang merupakan kepala sekolah.

Tangannya mematikan ponsel yang sejak tadi merekam kejadian-kejadian didepan mereka. Lebih tepatnya ruang UKS.

"Kamu yakin mereka berdua melakukan kegiatan tidak pantas, Asep?" Tanya si kepala sekolah sekali lagi pada security bernama Asep itu.

"Ya Allah, pak... Ini loh saya ada buktinya."

Kepala sekolah bernama Hamdan Mustofa itu melihat sebuah video yang Asep rekam beberapa saat lalu, dimana sepasang remaja tengah melakukan hal tak senonoh di dalam UKS. Bahkan dia sampai merinding mendengar suara-suara yang terdengar dari dalam video. Asep tidak merekamnya sampai akhir sebab di tak sengaja menjatuhkan yong sampah hingga akhirnya dia pergi menuju ruang kepala sekolah untuk melaporkan kejadian itu.

Karena tidak percaya dengan laporan Asep, kepala sekolah akhirnya memantau dari gedung atas. Tak lupa kamera security yang sudah siap merekam untuk barang bukti.

Dan kesialan sepertinya memang sedang menimpa Fatwa dan Fiska. Mereka berdua melihat Fiska keluar dari dalam UKS dengan tergesa-gesa dan sedikit berlari seperti ketakutan. Mereka pikir jika gadis itu ketakutan karena terciduk, padahal bukan. Lalu menunggu beberapa menit lagi, ganti Fatwa yang keluar dengan santainya dengan tas tersampir di bahunya.

Pak Hamdan menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Saya tidak percaya dua murid berprestasi sekolah kita melakukan pelanggaran seperti ini," Ujarnya kecewa.

"Nanti kamu temani saya menemui kedua orang tua mereka, Sep."

"Baik, Pak!"

Setelah kedua orang itu pergi. Lalu tidak lama muncul dua orang remaja dengan baju berantakan dan keringat membasahi tubuh mereka.

"Untung kita cepat sadar tadi, Yang... " Ucap si gadis lega.

Sedangkan yang laki-laki tengah mengancingkan seragamnya dan melirik pada sang kekasih. Kemudian dia tersenyum miring. "Iya. Kayaknya si Fatwa ini emang gak bisa lepas dari masalah dan kesialan," Ujarnya sinis.

Si gadis ikut tersenyum remeh. "Ya itu karena ulah kamu,"

Dan dari sinilah masalah Fatwa dan Fiska berdatangan. Apakah mereka akan menerima hukuman atas apa yang mereka tidak lakukan?





•••

See you next chapter ❣

Selamat menunaikan ibadah puasa juga ya buat yang menjalankan:)🤍🦋

Jangan lupa tinggalkan vote & komennya yaaa. Seenggaknya itu bisa buat aku lebih semangat buat lanjutin ceritanyaaa;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMPROMPTU MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang