BAB 8

50 33 5
                                    

"Perkenalan pertama pada Microsoft excel, memang tak asing ditelinga anda. Tapi memang jarang digunakan. Nah pada beberapa Perusahaan, excel justru sangat dibutuhkan dalam perhitungan perhitungan yang jumlahnya banyak tak terkira sehingga membutuhkan excel untuk menghitungnya. Tak mungkin juga dari banyaknya data itu kita menghitung satu persatu kan? Nah untuk mata kuliah pertama ini. kita akan mencoba menghitung rumus rumus dasar matematika menggunakan excel, baru selanjutnya kita mulai ke perhitungan logika excel" sang dosen mata kuliah PPN itu menjelaskan.

Sementara Naretta menatap kaku komputer di depannya, tampak ngeblank. Hah? Microsoft excel tuh apaan? Kira kira begitulah kebingungan nya. Mana dari tadi juga ia bingung karena tidak ada tombol menu sama sekali. Ingin bertanya kepada teman temannya tapi jaraknya jauh, apalagi ia duduk di bangku paling belakang karena ia datang terlambat.

Seorang pemuda dengan wangi parfum yang tampak familiar di hidungnya pun kemudian baru saja datang dan duduk di sebelah nya. Membuat Naretta menegang tak berkutik seketika, karena selalu saja seperti ini. Tubuh Naretta seolah memiliki pengaruh lain jika berdekatan dengan seorang Alvindra, ia selalu tak bisa berkutik dibuatnya.

"Kenapa?" tanya Alvindra ketika Naretta sudah lama diam sambil menggerak gerakkan kursornya kebingungan dan sedari tadi hanya menatap layar.

Dengan ragu Naretta menjawab sambil berbisik "Ini kak, gue gatau microsoft excel itu tuh yang mana terus apa" kikuknya kemudian menunjuk nunjuk kearah layar "Terus ini daritadi gaada apa apa, cuman layar gini doang"

Di sebelahnya Alvindra tampak terkejut tak menyangka menemukan spesies semacam Naretta ini. Satu tangannya kemudian bergerak diatas punggung telapak tangan yang sedang memegang mouse kemudian mengarahkan pada tombol pencarian yang ada di taskbar setelah pemuda itu memunculkan taskbar yang ada di bawah.

"Lo tinggal cari disini, terus tulis" ucap lelaki itu datar

Naretta menepuk dahinya malu, menyadari bahwa ia memang sebodoh itu karena tidak memperhatikan hal hal kecil "Ah iya kak, makasih banyak ya udah dikasih tau"

Alvindra mengangguk datar kemudian menjauhkan tangannya. Ia sudah berkutat di depan komputer lab dan dimana di depan ada sebuah layar komputer besar yang menunjukkan suatu excel dan terhubung langsung pada komputer milik sang dosen.

"Coba anda buatkan dulu di excel masing masing tabel seperti ini dengan data datanya juga. Baru kemudian kita masuk ke bagian perhitungan"

Masing masing mahasiswa kemudian berkutat sibuk di depan komputer menuliskan angka dan data data pada Excel menuruti seperti layar komputer milik sang dosen.

Naretta meringis pelan kemudian memanggil Alvindra di sebelahnya dengan berbisik "Kakk" panggilnya "Ini kok malah pada ilang semua? Batas batas garisnya juga"

Melihat tatapan Alvindra yang nampak terganggu membuat Naretta merutuk dirinya sendiri. Dasar bodoh, bagaimana Alvindra bisa meliriknya jika kebodohannya atas hal hal sepele ini saja ia tak bisa? Bagaimana Alvindra bisa membalas perasaan nya, jika ternyata ia sebodoh ini? Jelas ia bukan tipe nya sama sekali.

Sementara Alvindra pandangannya terasa nanar, kasihan. Ia mendengar desas desus yang dibicarakan kemarin malam di grupnya bahwa gadis di sampingnya ini hanyalah seorang gadis beasiswa. Ia kemudian teringat perkataan ibunya yang selalu menasihatkan jangan mengucilkan mereka yang tidak mampu, bantulah mereka.

Maka Alvindra dengan sabar menjelaskan satu persatu kegunaan dan tombol tombol pada microsoft excel itu, ia sudah berjanji kepada ibunya untuk selalu membantu siapapun yang kesusahan. Termasuk gadis di sampingnya ini yang merupakan teman sekelasnya.

Hingga tak terasa mata kuliah 2 sks itu sudah selesai, sang dosen sudah beranjak duluan keluar dari ruangan lab komputer. Sebelum itu ia memperingatkan kepada seluruh mahasiswa untuk mematikan komputernya.

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang