Papa Mama?

784 66 69
                                    

Oke mungkin chapter ini ada adegan sedikit emosional Yee, dan mungkin beberapa dari kalian bakal sedikit tahu mengenai kebenaran Tanah ☺️👌

Taufan: huwa! Sedih aku ga tega! :(

Hali: sedih sih sedih_-! TAPI JANGAN LAP INGUS KAU DI BAJU AKU WOY! *keluarkan pedang Halilintar*

Ice: hoamm.. abaikan mereka.. jangan lupa Vote komen Yee 😴

Boboiboy belongs to Animonsta.





Karena Boboiboy yang masih memecah dirinya menjadi 7, keadaan rumah menjadi lebih ramai tanpa kesunyian seperti sebelumnya.

Gempa setelah selesai membereskan pekerjaan rumah dengan bantuan Ice, kini tengah memandikan Tanah.

"Mandi dulu yuk, Tanah pasti capek main sama para Kakak kakak Elemental kan?" Ujar Gempa dengan jiwa keibuan.

Tanah dalam gendongan Gempa hanya mampu mengangguk dengan senyum lebar, hingga menampakkan beberapa gigi susu nya yang baru tumbuh.

Gempa dengan telaten seolah sudah ahli dalam hal ini, melepas satu persatu pakaian dan celana di tubuh mungil balita kecil itu.

Segera ia mendudukkan Tanah di kursi yang berada di sudut Kamar mandi, ia tengah menyiapkan seisi air hangat dalam Bak mandi berukuran kecil.

Segala tindak tanduk yang Gempa lakukan tak lepas dari tatapan polos yang memandangi nya.

"Air nya sudah siap!"

Gempa lantas meraih Tanah dari tempat ia duduk, lalu memasuk kan perlahan ke Bak mandi kecil yang telah terisi air yang cukup hangat.

Bocah kecil imut itu begitu antusias, melihat air membuat Tangan mungil nya tak bisa diam barang sejenak. Memukul air hingga menciptakan percikan dimana - mana.

Gempa terkekeh melihat hal lucu di hadapannya, mengingatkan nya akan sesuatu.

"Nana mau Bebek karet?" Ucap Gempa

Ia nampak menyodorkan sebuah mainan berbentuk hewan dari karet, dengan warna kuning yang cerah dan mengeluarkan suara nyaring saat ditekan.

Tanah yang melihat bebek karet ditangan Gempa, sontak mengulurkan tangan mungil nya- seolah tengah menggapainya.

Kwek.. Kwek..

Tanah setelah mendapat bebek karet dari Gempa, meletakkan nya diatas permukaan air sebelum meremas nya beberapa kali.

Gempa segera meraih sebotol Body Wash dengan gambar cover Bayi, membuka tutupnya lalu menuang cairan berbentuk cream berwarna seperti madu di telapak tangan nya.

Aroma bunga dan susu khas wangi produk Bayi- menguar di sekeliling kamar mandi, saat Gempa meratakan sabun cair tersebut di tubuh mungil polos Tanah.

Tanah menatap takjub buih gelembung yang tercipta dari sabun cair yang tertampung, setelah Gempa membilas tubuhnya yang penuh busa sabun.

Bocah kecil itu tak tinggal diam, tangan nya bergerak aktif memukul permukaan air.

"Tanah sayang, jangan memukul nya terlalu keras ya. Nanti busa nya bisa masuk ke mata loh," tegur Gempa dengan halus.

Ia dengan lembut mengusap kepala penuh busa shampo balita kecil itu.

Walaupun tak mengerti apa yang Gempa ucapkan, Tanah hanya menatap polos anak lelaki bertopi cokelat itu dengan mata mengerjap.

"Bucaa.. nak bucaa..",

Gempa terkekeh gemas, mengusap sebuah busa yang menempel di pucuk hidung mungil balita manis itu.

Baby Tanah ° BBB AU°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang