Chapter 16 : Izin

8 1 0
                                    

Halloww. Disinii Author menyimpan sekitar ±50% adegan lanjutan tentang Alviann, dan sisanya yaa.. Begitu lahh :>



"Dia bilang gak maksaa, tapi dia malah tetep nunggu kamuu! Hahahaha"

"Alviannn.."

"Hm?"

"..."

{CnF}

"Teruus, habis itu apa caa??" Tanya Clara memotong cerita Canfa

Clara terus sibuk memperhatikan dengan penuh detail, mungkin kini ia agak lupa jika sang kembarannya sedang berada di dalam ruangan khusus, dan sedang diperiksa oleh Dokter.

Tapi, sesekali juga ia meneteskan air matanya, dan tertawa kecil akan omongan sang Abang.

"Iyaa.. Ini aku lanjutkann!"

Kembali ke beberapa saat yang lalu. Alvian pun tidak mendapatkan jawaban apapun dari Canfa, bukankah sebelumnya ia memanggilnya?

"Canfaaa~"

"Ahh yaa"

"Nangis lagi?"

"Maaf"

"Untuk?"

"Clara memberikan aku amanah untuk menyemangati kamuu, tapi aku sendiri gak tau bagaimana caranyaa!"

"Kamu disini aja, udah buat aku semangat caa!"

"KIMI DISINI IJI, IDIH BIWIT IKI SIMINGIT CII!!" Lagi² cerita Canfa dipotong, namun bedanya kini dipotong oleh Fanca

Apa dia cemburu? Tentunya sih. Buktinya, ia menirukan omongan Alvian dengan nada yang..

"Ehh, pankaa!! jangan begituu"

"Hm"

"LANJUTIN CAAA!!"

"Okee"

Kembali bercerita. Canfa hanya bisa menunduk sendu saja, bagaimana tidak? Alvian mengatakan itu, dengan wajah yang sudah sangat pucat.

Apa Alvian sedang menyemangati dirinya sendiri? Mengapa ia menggombal di waktu yang tidak pas?

Dalam lamunannya, tetiba saja ia mulai teringat akan sesuatu. "Astagfirullah.." Canfa mulai beristighfar

"Ada apaa?"

"Lupaa"

"Lupa apaa?"

"Lupa kalau udah punya Fancaa!!"

Jleb

"Ahh ya, maaf"

"Hm"

Akhirnya, keluarlah kecanggungan antara mereka. "Canfaa, boleh aku meminta permintaan terakhirku?" Tanya Alvian

"Tentuuu"

"Bimbing aku mengucapkan syahadat!"

"HA?!"

CnFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang