Chapter 17 : Kecewa?

8 2 0
                                        

Halloww. Pastikan untuk membaca chapter sebelumnya dulu yaaa, biar nyambung!! Okee?



Canfa merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk menjadi seorang istri, sekalipun pantas, ia merasa pasti dia tak akan bisa menjadi istri yang baik untuk Fanca.

"Aku gagall..!!" Batin Canfa

{CnF}

"Sudah menyesal?" Tanya Abi Tama pada putra tunggal nya itu

"Sekali lagi, Aa minta maaf Abii!" Jawab Fanca penuh penyesalan

Sekarang, mereka sudah sampai di rumah mereka masing-masing. Fanca dan keluarganya, langsung pulang ke rumah mereka, sedangkan Canfa dan keluarganya memutuskan untuk tetap disana sejenak. Tepatnya, direstoran milik Ayah Harris.

Umi Rahma pun mendekati putra mereka satu-satunya, Fanca. Ia mulai memeluk sang anak dengan penuh kasih sayang, yang sampai terasa oleh Fanca.

"Maaf juga, gak seharusnya kami terlalu mendiamkan hubungan kalian! Seharusnya, memang dari awal kami menegur kalian"

"Ya, Abi. Seharusnya juga, Aa bisa faham akan perilaku Aa! Belum juga apa-apa, Aa udah duluan gagal untuk mendidik Canfa"

"Yasudah, kamu mau membatalkan pernikahan ini?"

Deg

"M-maksud Abi?!"

"Ya, Abi tanya ke kamu. Mau membatalkan pernikahan kalian?"

"Abii, masa dibataliinn!" Kaget Umi Rahma

"Iman Fanca sekarang sedang redup, kalau begini terus, gimanaa nanti dia akan mendidik Canfa dan anak-anak mereka kelak?"

"Tapi, Abi, Fanca pasti bisa-"

"Abi nanya ini ke Fanca, kamu diem dulu, ya, ma!"

"Maaf.."

Kini, pandangan Abi Tama mengarah kepada putra semata wayangnya, Fanca. Dengan wajah yang datar. Sedangkan ia hanya dibalas tundukkan dari putranya itu.

"Aa, jawaab!"

"Hikss.. Maaf Abii"

Umi Rahma yang masih berada disamping Fanca pun, segera memeluknya kembali, berusaha untuk menenangkan sang putra.

Jika ditanya, bagaimana suasana hati Fanca kini? Tentu, ia kini akan menjawab bahwa hatinya kini telah hancur, antara yang awalnya senang, menjadi sedih, dan menimbulkan amarah, hingga kekecewaan terhadap dirinya sendiri.

Mengapa? Mengapa dirinya bisa melakukan hal bejat seperti itu? Mengapa ia sangat bodoh! Padahal dalam hati terdalamnya, sejak dulu Fanca selalu menyematkan kalimat "menjauh untuk menjaga" dalam hatinya yang paling dalam. Mengapa kiki ia malah menghapus kalimat itu, dalam hatinya? Sungguh, aku sangat bodoh.

Hatinya terasa sangat campur aduk, berkecamuk sudah hatinya. Kalimat "... Untuk menjaga" pun terngiang-ngiang dalam dirinya. Fanca, dia bukannya menjaga, ia malah menjerumuskan Canfa dalam dosa. Sepertinya ia tidak akan pernah pantas untuk menjadi seorang suami, ataupun menjadi seorang ayah yang baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CnFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang