Part 8 : Insiden tak terduga

89 9 0
                                    

Setelah sekian bulan berlalu, akhirnya aku update juga,,, hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sekian bulan berlalu, akhirnya aku update juga,,, hehehe

Maaf banget yaa para readers-ku tercinta, kemarin-kemarin aku gak bisa update, bener-bener lagi gak bisa dan lagi capek banget.

Bahkan aku sendiri gak nyadar sekarang udah bulan puasa aja, berarti udah lama banget ya aku gak update🙂

Sekali lagi untuk para readers-ku tersayang, maafkanlah author-mu yang pemalas ini, yang kalo nulis harus nunggu mood dulu,,, hehe:')

Oh ya! buat yang lagi puasa, semangat ya puasanya, jangan sampe mokel, niatkan puasanya dengan baik, jangan buat main-main.

Dan buat yang gak puasa, semangat juga ya, semangat berburu takjilnya🔥

Eh, udah dulu ya salam pembukanya. Selamat membaca!!! Jangan lupa vote and coment!!!

🍁🍁🍁

"Aku bisa membatalkan janjiku, tapi aku tidak bisa menunda takdir Tuhan."

-Aksa Jeandra-

Dua minggu sudah berlalu sejak Jean merasakan pelukan pertama dari teman barunya, Kirana. Dan hari ini juga adalah tepat hari dimana Jovan akan melangsungkan turnamen basket mewakili sekolahnya.

"Apa Papa nggak sibuk? Kalau nggak nonton juga nggak apa-apa." Jovan yang sedang menyiapkan segala pakaian dan perlengkapan lainnya ke dalam tas menoleh sejenak pada Papanya yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Sekarang hari minggu, Van." Jawab Derian sembari mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang Jovan.

"Entah itu minggu atau bukan, Papa juga kadang masih sering sibuk kerja." Kata Jovan spontan. Derian sedikit tergugu, namun dia menyadari bahwa semua itu memang fakta.

"Tapi apakah salah kalau Papa meluangkan waktu sedikit buat anak sulung Papa yang hebat ini?" Derian tersenyum, menggoda Jovan. Sang empu membalas senyuman itu, tapi dengan lengkungan bibir yang berbeda, terkesan licik.

Selesai mengemasi segala keperluannya, Jovan yang siap dengan pakaian training dan Derian dengan jaket bomber-nya berjalan menuruni tangga bersamaan.

"Kalian udah mau berangkat?" Tiana hadir dengan seulas senyuman, menghampiri dua lelaki gagah yang baru saja menginjakkan kaki di lantai satu rumah itu.

"Aku nemenin Jovan turnamen nggak apa-apa, kan, sayang?" Tanya Derian pada istrinya.

"Nggak apa-apa kok, Mas."

"Jean mana?" Pertanyaan pertama yang Jovan lontarkan pada Mamahnya hari ini.

"Dia lagi nemenin Kania sarapan, bentar lagi juga turun." Tiana menjawab seadanya.

"Kania jadi terapi hari ini?" Derian ikut memberi pertanyaan.

"Jadi, nanti siang." Selepas mendengar jawaban istrinya, Derian menilik seisi ruangan, lalu menyuarakan nama seseorang.

AKSA JEANDRA | Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang