Eighth Day

144 25 2
                                    

Gatau nak nulis apa di awalan nih

----------------------------------


(Normal pov)

Gentar berjalan di lorong menuju kelasnya. Lorong masih lumayan sepi, hanya beberapa murid saja yang datang.

Dia lumayan happy hari ini karena kedua kakaknya sudah berbaikan. Jadi, dia santai tanpa ganjalan di hatinya.




Saat dia sedang ingin menaiki tangga, dia mendengar sebuah tangisan yang jauh tapi masih bisa di tangkap oleh telinga Gentar.

Gentar mencoba menajamkan pendengarannya.. Dan itu berasal dari wc...?



Oke.. Tangisan? Dari wc?

Wait, wait, wait.. Kalau dari wc berarti.... //plak



Gentar awalnya ragu untuk menuju ke kamar mandi.. Tapi...

'AGHHHHH DAHLAH, GASS AJAAA!!'

Gentar langsung berjalan menuju kamar mandi yang terdengar suara tangisan. Dia berjalan dengan pelan tanpa suara, Gentar masuk ke dalam kamar mandi dan memunculkan kepalanya sedikit untuk melihat kedalam.

Oke tidak ada apa-apa selain lantai keramik, cermin, pintu di setiap bilik da-...







Gentar di kejutkan dengan sosok anak laki-laki yang duduk di sudut kamar mandi.

Anak laki-laki itu duduk dengan memeluk lutut di dada sambil menyandarkan kepalanya itu di atas lutut.

'Oke, itu bukan setan' Batin Gentar yang lega.

Gentar melihat anak laki-laki itu yang terlihat lusuh, kotor, dan seluruh seragam sekolahnya basah. Gentar sedikit menangkap apa yang terjadi dengan anak itu.



Gentar berjalan ke arah anak laki-laki itu yang terlihat meringkuk.

Gentar memegang bahu anak itu, tapi...

"Ekhh.. J-jangan...."

Di posisi itu Gentar ikut tersentak, sama seperti anak itu yang tersentak saat Gentar menyentuh bahunya.







(Normal pov end..)

————


















(Gentar pov)


Lho.. Lho... Aku ga ngapa-ngapain lho...

Aku cuma nyentuh bahunya buat ngecek keadaannya aja bah..



"H-hei.. Tenanglah aku tidak akan menyakitimu" Ucapku berusaha untuk menenangkan anak itu.

Aku melihat anak itu semakin gemetaran, dia menatapku dengan tatapan ketakutan...



Oke.. Aku tidak suka tatapan itu.



Mata hijau zamrudnya itu di penuhi ketakutan saat dia menatapku, aku benci tatapan itu.. Aku tidak suka.

Dengan sigap aku meletakkan tanganku di atas kepalanya, anak itu melihat kearah tanganku dan langsung menutup mata seperti menunggu sesuatu.














Aku.. Mengusap rambutnya dengan lembut dan menenangkannya.

"Jangan takut ya.. Aku bukan orang jahat..." Ucapku dengan lembut sambil tersenyum kearah anak itu.






New Life(s) New Me (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang