TWELFTH DAY

102 18 1
                                    



Gentar mengetuk pintu terlebih dahulu dan membuka pintu. Gentar masuk terlebih dahulu barulah Blaze mengikuti di belakang. Gentar meletakkan tas di sofa ruang tamu dan langsung menghadap blaze.

"Blaze, kau duduk dulu di sofa sambil nungguin yang lain. Aku ke dapur dulu" Gentar pergi ke arah dapur hingga hilang dari pandangan Blaze.

Blaze meletakkan tasnya di samping tasnya Gentar. Dia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya dan menunggu yang lain datang.

Beberapa saat kemudian terdengar suara dengungan mobil di depan, Blaze mendongak dari ponsel dan berjalan ke arah pintu depan untuk mengecek.

Ya sesuai harapannya Ice dan Sopan sudah sampai, mereka berdua turun dari mobil dan berjalan di depan pagar rumah.

Blaze berjalan ke depan pagar dan membuka pagar untuk mereka berdua, "Gimana enak gak tidur di mobil?" Blaze menyeringai ke arah Ice yang masih memegang kantong plastik isi mangga.

"Pake nanya, ya enaklah," Ice menyeringai mengejek dan berjalan melewati Blaze sambil melemparkan kantong plastik ke Blaze.

Blaze reflek menangkapnya dan jatuh ke tanah karena keberatan. Sopan berjalan di belakang Ice dan membiarkan Blaze menanggung berat mangga itu.

Gentar muncul di depan pintu dan lega melihat Sopan dan Ice telah sampai, "Kalian berdua lepaskan sepatu kalian dan letakan disana," Sambil menunjuk ke arah rak sepatu. "Blaze bawa mangga-mangga itu ke dalam rumah!"

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah dan melihat Gempa berdiri di tengah-tengah ruang tamu dengan senyum lembut di wajahnya, "Gen, ini cobek dan beberapa barang untuk rujak mu. Abang ada di dapur kalau kamu butuh apa-apa"

"Oke, bang. Makasih ya, oh ini teman-teman Gentar. Abang pasti masih ingat Sopankan? Nah ini Ice dan... Oh itu Blaze, mereka kakak-adek" Gentar menunjuk ke arah Ice dan Blaze yang baru muncul di depan pintu.

"Iya, abang masih ingat Sopan dan halo kalian berdua. Saya Gempa abang keduanya Gentar dan senang bertemu dengan kalian. Nah, karena ga ada hal lain lagi abang ke dapur ya." Gempa berjalan hingga menghilang dari pandangan.

Ke-empat remaja itu duduk dan berkumpul di ruang tamu sambil meletakkan cobek, mangga dan beberapa bahan lainnya.

"Oke kita ngerujak dulu baru ngerjain tugas kelompok kita," Ucap Sopan sambil membuka kantong plastik itu. Gentar yang mendengar itu sedikit tercengang saat mendengar itu.

"Njer, Sopan ga mungkin kau mengusulkan itu"

Blaze yang mendengar itupun mulai bertanya, "emang kenapa kalo, Sopan ngomong kek gitu? Kan ga ada yang salah"

Gentar reflek menoleh ke arah Blaze dengan alis mengerut bingung, "nih manusia kalo kerja kelompok ga pernah usul hal yang bersenang-senang, dia selalu mementingkan tugas dulu baru bersenang-"

"Udahlah biarkan aja, semua orang bisa berubah keputusan saat ada waktunya. Kalo memang, Sopan pengen ngerujak dulu oke-oke aja kita" Ice memotong pembicaraan sambil mengupas mangga.

Sesaat senyum puas muncul di bibir Sopan saat mendengar jawaban itu. "Ya, aku memang pengen ngerujak dulu. Kalo soal tugas nanti aja, kan waktu pengumpulannya masih lama"

Gentar terombang-ambing dengan antara rasa malu atas pertanyaan aneh yang dia tanyakan. Dalam mengusir perasaan itu ia pun ikutan mengupas mangga lainnya.

Di ombang-ambing dengan kesunyian Blaze pun membuka pembicaraan lagi. "Oh ye, tugas kita tu sebenarnya apa sih? Aku tak paham dengan penjelasan dari guru jurusan kita. Aku udah tanya di grup tapi ga di jawab," Alis Blaze sedikit mengerut saat mengatakan itu.

New Life(s) New Me (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang