Ninth Day

156 25 0
                                    

Bruhh🗿 sedikit tertekan ga ngaruh

---------------------------------


(Normal pov)



Sakit??

Ya.. Itulah yang dirasakan Gentar saat ini. Pipinya memerah akibat di gampar 10 kali oleh Sopan.

Tidak terlalu menyakitkan buat dia.. JIKA ITU 1 ATAU 2 KALI, TAPI INI?!!!.... 10 KALI!!!!...


Gentar mengusap pipinya dengan wajah cemberut, seperti tidak menerima ini.

Sedangkan, Blaze yang memberikan dare itu hanya bisa ketawa dengan penderitaan Gentar. Ketawa diatas penderitaan seseorang 🗿, awas kena karma tu..



"Maaf ya, Gentar...," Ucap Sopan dengan senyum yang masih melekat di wajahnya.

Gentar hanya bisa menghela napas sambil mengusap pipinya yang sakit itu.

"Hehe.... Gimana rasanya, Gen?" Tanya Blaze dengan seringai lebar di wajahnya.

Gentar menatap Blaze dengan tatapan datar, ia juga mengigit bibir untuk menahan emosinya itu.



Tiada angin dan hujan, tiba-tiba kepala Blaze di pukul oleh Ice yang sedari tadi diam.

"Pake nanya," Ucap Ice

Blaze meringis kesakitan dan mengusap kepalanya yang sakit akibat dipukul oleh adiknya sendiri.















Oke, permainan tetap berlanjut....






















Setelah banyak tantangan dan kebenaran aneh akhirnya... Gentar mendapatkan gilirannya.





Berawal dari Ice yang memutar botol di tengah-tengah mereka dan mengenai Gentar...

"Gentar, Truth or dare?" Tanya Ice

"Hmm... Truth," Jawab Gentar tanpa keraguan di hatinya. Ia saat ini tidak ingin menerima tantangan aneh dari siapapun dan memilih untuk memberikan kebenaran...

Ice membuka mulutnya, "benarkah kata orang-orang kalau kau bisa melihat... 'mereka'?"

Gentar mengerutkan hidungnya saat mendengar pertanyaan dari Ice. Darimana Ice dengar hal-hal tentang dia?

"Darimana kau mendengar itu, Ice?" Tanya Gentar yang masih heran dengan pertanyaan Ice mengenai dirinya.

"Jawab aja, apa susahnya sih," Ketus Ice.

Gentar menghela napas dan menjawab, "ya, aku bisa melihat 'mereka'.. Puas?"

Ice memberikan senyuman dan mengangguk puas atas jawaban itu.

"Sekarang giliran gua yang tanya.. Lu tahu darimana gua bisa lihat?" Tanya Gentar dengan keheranan.

"Sebenarnya aku hanya tebak-tebak aja," Jawab Ice.

"Maksud?"

Ice hanya diam dan tidak menjawab seperti dia menutup sesuatu. Gentar yang sedari tadi menunggu jawaban pun mulai risih dengan keheningan dari Ice.

Gentar menghela napas, "ya, aku bisa melihat 'mereka'.. Dan itu bikin aku risih,"

"Ibuku pernah bilang kalau itu adalah keistimewaan yang diberikan Tuhan kepadaku...,"

"Tapi, aku selalu risih...,"

"Kenapa risih?" Tanya Blaze yang sedari tadi memperhatikan.

New Life(s) New Me (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang