NK 14

67 30 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa senantiasa bersholawat kepada Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Tandai bila typo.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____

Kringg ... kringg.

Bel waktu pulang sudah berbunyi, para siswa Smansara berbondong-bondong keluar dari kelas menuju parkiran, ada juga yang langsung menuju gerbang sekolah karena sudah dijemput. Khansa berjalan santai menuju parkiran dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hodie yang ia kenakan. Smansara memperizinkan siswanya untuk menggunakan hodie atau sweater dengan syarat setelah sampai di area sekolah di lepaskan dan letakkan di loker masing-masing sampai waktu kegiatan belajar mengajar selesai.

Khansa berjalan dengan menundukkan pandangannya, tapi...

Byurr.

"Hahahahahaha, rasain lo," tawa Ana menggelegar di parkiran. Hingga membuat beberapa siswa yang ada di sana, melihat ke arahnya.

"Astaghfirullahal'adzim," lirih Khansa. Ia sedikit bersyukur karena menggunakan hodie jadi lekuk tubuhnya tidak keliatan dan tidak terlalu basah, kecuali hijab dan niqobnya.

"Makanya kalau di suruh itu nurut," sahut Lea.

Khansa diam saja, ia menatap kedua siswi di depannya ini dengan tatapan datar nan dingin. Ia masih mencoba untuk bersabar dan masih ingin melihat sejauh mana sikap Ana dan Lea. Khansa berjalan ke depan melewati kedua siswi yang sudah menyiramnya hingga membasahi hodie dan hijabnya. 

Lea yang melihat kepergian Khansa, bergegas mengikutinya dan menarik tangannya. "Mau kemana lo?" tanya Lea. Ana yang melihat sahabatnya berhasil menahan Khansa, ikut menyusul dan kini sudah berada di samping Lea.

Khansa menatap tangannya yang di pegang dan menatap ke arah dua siswi yang mengaku sebagai putri donatur utama. Kemudian ia menghempaskan tangan Lea dengan kasar, "bukan urusan kalian," jawabnya dengan nada dingin sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hodienya.

"Berani ya lo?!" Pergerakan Ana yang akan menampar Khansa, terhenti lantaran tangannya dicekal oleh Khansa. "Why not? Saya sudah pernah mengatakan, kalian bukan Allah yang harus saya takuti."

Khansa putar tangan Ana yang membuat Ana berbalik badan, setelah itu Khansa letakan di punggung Ana. "Mau kalian putri donatur utama atau pun putri presiden, selagi kalian bukan Allah ... saya tidak akan takut. Saya hanya takut pada Allah Subhanahu Wata'ala yang menciptakan saya, kalian, dan seluruh yang ada di muka bumi ini," selesai dengan ucapannya, Khansa melepaskan Ana. Ia melihat sekelilingnya, dimana masih ada siswa yang memperhatikan ke arahnya. Kemudian ia bergegas menuju sepedanya yang terparkir dan keluar dari area sekolah.

Ning KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang