RIVAL >⁴<

5K 256 14
                                    

Tandai kalo typo.

Warning ! ⚠️⚠️

.
.
.
.



^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

"Ughh... Vinn."

Lenguh Leo ketika bibir basah Gavin berada di lehernya.

"Hm?"

Gavin hanya berdehem lalu melanjutkan kembali kegiatannya.

"Udahh Vin.."

"Ck, udah! Gavin gue bilang udah! Badan gue beneran lemes ini anjirr!" Ujar Leo dengan suara bergetar.

Gavin mendongak menatap wajah lelah Leo.

"Gue baru aja mulai kenapa Lo udah lemes aja, Leo?" Tanya Gavin dengan elusan yang ia berikan kepada pinggang Leo.

"Cuma sebentar kok jangan buru-buru, nanti Lo gak bisa nerima punya gue."

Leo diam Gavin itu ngomong apa sih dia sama sekali tidak mengerti dengan ucapannya.

Mata Leo terpejam, ini asli Leo gak bohong kalo tubuhnya sudah sangat lemas.

Gavin yang melihat mata Leo yang tertutup mulai melancarkan aksinya yang gila.

"Akhh.. ughh..."

Leo kembali membuka mata dengan kaget ketika ada jari yang masuk.

Masuk kemana hayoo??

"Vin gue tau Lo gila, tapi jangan ajak gue juga." Protes Leo ketika merasakan ada pergerakan.

"Jangan berisik, Lo mau kalo nanti orang yang ada disini denger kelakuan kita, Hm?"

Leo mendelik mendengarnya. "Itu kelakuan Lo bukan kelakuan gue kal- eunghh..."

Leo kaget dan langsung menutup mulutnya. Suara sialan kenapa harus keluar sih.

Gavin tertawa melihat kelakuan Leo dibawahnya, jemari panjang Gavin bergerak maju mundur membuat sang empu menggeliat geli.

"Anj- Gavin gila! Keluarin gak Lo!!" Pekik Leo.

"Keluarin? Lo udah gak sabar banget mau gue ganti sama itu ya?" Tanya Gavin dia mencabut jarinya dari bawah dan melepaskan celana miliknya.

Leo melongo. 'Besar banget gila!' Gavin itu tidak waras sekali.

Leo menggeleng ngeri, punya dia aja gak sebesar dan sepanjang itu, apakah pemuda itu memakan ramuan?

"Gimana? Lo mau kan? Bentar."

Gavin menarik kaki Leo dan sedikit dilebarkan hingga mengangkang didepannya. Tangan Gavin menarik pinggang Leo dan sedikit mengangkat keatas.

Leo yang diperlakukan seperti itu jelas panik dong.

"Gavin sadar anjirr gue cowok asu!" Seru Leo mulai menarik kakinya yang langsung ditahan kuat oleh Gavin.

"Lo diem gue bakal lembut, tapi barusan Lo berontak jadi gue bakal kasar."

"Tunggu-tunggu! Gavin sadar dulu asuu! Lo kalo mau lakuin hal intim sama cewek aja sana, gue masih lurus sial- Akhhh!"

Leo menggigit bibir bawahnya menahan perih dibagian bawahnya yang terasa robek.

Gavin memejamkan matanya ketika merasakan cairan yang keluar ketika miliknya mulai masuk.

"Sempit banget Lo." Ucap Gavin dan terus saja mendorong miliknya.

"Ughh... Berhenti dulu uhh.."

"Arghh... Gavinn gila hikss... Keluarin sialan! Akh.." Pekik Leo dengan derai air mata ketika milik Gavin sepenuhnya sudah masuk.

Gavin menyeringai melihatnya, dia sedikit menggerakkan nya memuat Leo tersentak kaget.

"Hiks... Anjirr Vin! Lu kerasukan ya? Hikss ..."

Gavin tidak menjawab dia mulai menggerakkan miliknya dibawah dengan keras.

Leo pasrah dimalam itu.

><><><

"Ughh.."

Gavin menoleh mendengar suara Leo. Mata bulat itu terbuka sebelum memerah menahan tangis.

"Udah bangun? Gimana enak gak? Nanti mau lagi gak?" Gavin bertanya tanpa beban.

Leo tidak menjawab, bagian bawahnya sangat terasa kebas dan juga sakit.

"Sekolah." Leo hanya berkata seperti itu dan kembali diam.

Gavin orangnya yang peka langsung menggendong Leo dan membawanya kedalam kamar mandi.

<><><>

Jam 06:35 Gavin sudah bersiap begitupun dengan Leo.

Keduanya sudah sampai kesekolah untung disana belum banyak orang-orang jadi Leo langsung saja memisahkan diri dari Gavin, tapi sebelum Leo pergi Gavin berbisik pelan.

"Kalo Lo lepas, gue gak yakin kalo mulut Lo bakalan berhenti ngedesah dan manggil-manggil gue buat berhentiin benda itu." Bisiknya.

Gavin dengan kesadaran penuh memakaikan Vibrator kepada Leo pagi tadi.

Sialan banget Gavin, liat aja Leo gak akan tinggal diam.

Berjalan dengan sedikit tertatih karena bagian bawahnya yang sangat sakit ditambah didalamnya terdapat benda yang terus bergetar.

Leo masuk kedalam kelas lalu tidak lama guru masuk dan mulai mengajar.

Istirahat sudah tiba, Leo dan temannya yang lain sudah berada disan dengan makanan didepan.

Kalo kalian penasaran dengan Zyora, cewek itu hari ini tidak masuk katanya izin.

Leo duduk dengan hati-hati. 'Gimana kalo ini benda terus masuk kedalam ya?' Serunya dalam hati.

Juna memperhatikan Leo yang hanya diam dan juga berkeringat.

"Leo, kenapa? Lo sakit kah?" Tanya Juna, yang lain juga ikut menoleh dan menatap kearah Leo.

"Iya, itu bibir Lo juga pucet. Ayo gue anter ke uks." Seru Bumi diangguki yang lain.

"A-ahaha... Gak papa kok, g-gue umm... Sakit perut doang kok hehe..." Bohong Leo, dia hanya sedang menahan desahan ketika benda itu bergetar lagi.

"Gue kira kenapa, cepet sana. Kalo Lo lama kita duluan aja kembali ke kelas ya." Ucap Bima.

"Iya, gue ke toilet dulu, bye.."

"Hati-hati." Zio berucap dan diangguki oleh Leo yang sudah melesat kekamar mandi.

"Bos, Lo kenapa senyum mulu dari tadi?" Tanya Fano heran. Tidak biasanya Gavin tersenyum.

Gavin hanya menggelengkan kepalanya lalu berdiri. "Gue pergi ketoilet dulu, kalian duluan aja baliknya."

"Yoii."

Gavin segera melangkah dari sana menuju toilet yang berada dibelakang sekolah.

Toilet sekolah mereka berada dibelakang sekolah jadi tempatnya sepi.

Cklek

Leo menoleh ketika seseorang masuk kedalam bilik toilet yang ia gunakan.

Lidah Leo kelu ketika melihat Gavin yang tengah menyeringai iblis kearahnya.

"G-gavin umm..."

Gavin maju dengan tangan memegang ponsel yang menyala. meraih wajah Leo yang sudah memerah dengan keringat bercucuran di pelipisnya.

%\|=[]<>{}

gitu aja deh.

Takutt gak sesuai sama ekspektasi kalian para pembaca ini.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang