RIVAL >⁸<

5K 251 1
                                    

Typo tandai!

.
.
.
.
.

Acara telah dilaksanakan dari pukul 07:00 malam.

Semua berdiri di aula yang luas. Di sisi pinggir terdapat sofa dan meja melingkar, juga terdapat makanan dan minuman berjejer disana.

Di depan berdiri seorang pria berpakaian formal.

"SAYA HARAP KALIAN MENIKMATI ACARA TAHUN INI!" Ucap pria itu. Dia salah satu guru di sana.

Suara riuh dari aula terdengar semangat, mereka semua menikmati acara kali ini.

"BAIKLAH, SAYA HARUS PERGI. ACARA AKAN DIURUS OLEH PANITIA L. PERMISI!"

"SIAP PAK!"

Pria itu keluar seketika semua orang langsung sibuk masing-masing.

Berbeda dengan mereka yang menikmati acara. Leo kini menggerutu kesal.

"Harusnya tadi gue ikut yang lain!" Sesalnya.

Leo sendiri dikeramain. Ia sungguh menyesal tidak ikut bersama yang lain. Dia kira mereka akan cepat kembali, ternyata tidak.

Tadi Zio sudah mengajaknya untuk ikut, takut-takut Leo merasa kesepian. Tapi dia menolehnya dan berkata. "Gak ah, kalian aja sana. Gue mau disini aja." Gitu, ternyata benar penyesalan selalu datang belakangan.

Leo uring-uringan tidak jelas. Ini juga kenapa tempat yang dia singgahi sepi? Tidak seramai tempat yang lain.

Tiba-tiba perut Leo terasa sangat sakit, ditambah perutnya seperti diaduk hingga membuatnya mual.

"Gue lupa belum makan lagi." Leo menepuk keningnya. Kebiasaan nih kalo ada acara pasti dia lupa makan. Tapi Leo malas untuk mengambil makanan yang berada di depannya.

Saat akan pergi menuju toilet, tubuh Leo tertarik kebelakang hingga tidak sengaja terduduk diatas pangkuan seseorang. Matanya refleks tertutup.

"Woy! Siapa sih?" Seru Leo protes. Kaget dia untung tidak punya riwayat jantung.

Leo dibuat kaget, orang yang menariknya tadi kembali bertingkah. Sekarang tubuh Leo diputar untuk menghadap langsung kepada orang itu.

"Leo?"

Suaranya terdengar familiar menurut Leo. sedikit membuka matanya untuk mengintip siapa dia.

'Gavin?'

Plak

"Aww!"

"Kelakuan Lo! Mau buat gue jantungan, hah!!" Seru Leo kesal.

Korban tamparan Leo meringis.

"Sendiri?" Tanya Gavin. Mengelus Surai Leo lembut.

"Pertanyaan bodoh!" Balas Leo sinis.

"Hehe.."

Kriuk... Kriuk..

'Sial! Malu anjirr!' Leo mengomeli perutnya yang berbunyi barusan. Menatap sekilas pada Gavin. Sial! Gavin menatapnya dengan senyum mengejek.

"Laper, hm?" Tanya Gavin. Tangannya meraih satu roti strawberry.

Leo yang melihatnya memalingkan wajahnya ke arah lain. Telinganya memerah tanda malu.

"Laper gak? Kalo enggak gue makan nih?" Gavin bertanya kembali. Membuka kemasan tersebut.

"Makan aja! Gue gak lapar!" Tolak Leo.

"Oke."

Leo duduk tidak nyaman diatas pangkuan Gavin. Bibirnya mencebik kesal. Leo mau minta tapi gengsi ngomongnya.

"Nyam..nyam.. enak loh, yakin gak mau?"Ujar Gavin dan menggigit lagi roti itu.

"Gak! Gue gak suka roti gepeng, iyuhh." Alibinya. Padahal perutnya sudah meronta-ronta meminta diisi.

Gavin mengangguk saja. " Bakalan enak kalo gue yang ngasih, percaya." Ucap Gavin diiringi senyum kecil. Lalu kembali menggigit rotinya.

"Sama aja, gak enak-mphhh!!"

'Gavin sialan!' Leo mengumpati kelakuan Gavin didalam hati.

Gavin membungkam bibir Leo yang terus saja menolak. Lidah Gavin bergerak lalu menerobos masuk kedalam mulut Leo.

"Umm.." Leo menggumam kecil. Sesuatu memasuki rongga mulutnya bersamaan dengan lidah Gavin.

Gavin memaksa Leo untuk menelan roti darinya. Dengan terpaksa Leo menuruti perintahnya.

"Umhh... Mmm.." Leo menepuk pundak Gavin beberapa kali hingga pangutan Gavin terlepas.

"Hahh.. hah.."

Gavin tertawa manis menatap Leo. Seru juga kaya tadi, Gavin harus sering mencobanya nanti.

"Enak gak? Sekarang mau minumnya sendiri atau-"

"Diem! Sini, gue bisa makan sendiri!" Leo merebut paksa roti yang Gavin pegang. Kalo dibiarin, Gavin bakalan berucap yang berujung sesat.

Dan bergerak turun dari pangkuan Gavin. Duduk disampingnya sedikit jauh.

Tidak berselang lama. Temannya dan teman Gavin datang, dan duduk di sana.

"Nunggu lama ya? Maaf nih, tadi Fano sama Zio tercebur ke dalam kolam." Seru Zyora. Memang benar kedua bocah itu tercebur. Banyak tingkah kalo kata mereka.

"Ngapain?!" Gavin bertanya dengan nada tidak seuka pada Zyora.

"Gue mau duduk dekat Leo lah." Jawab Zyora.

"Gak boleh!" Gavin menarik Leo dan melingkari pinggang itu dengan posesif.

'Sudah biasa, itu bocah lagi kumat posesif nya.' batin mereka mendengus menatap kearah Gavin.

Semuanya kembali berbincang, sesekali Zyora akan berdekatan dengan Leo. Tapi langsung didorong oleh Gavin.

><><><

Acara sudah selesai beberapa menit yang lalu. Semua orang langsung pulang. Ada juga beberapa pemuda yang masih diam dengan mengapit rokok dikedua jarinya.

Teman-teman Gavin dan Leo sudah pamit pulang. Diparkiran sekitar pukul 2 dini hari. Zyora tengah memapah Melisa yang sudah mengantuk. Dan Gavin menggendong Leo yang sudah tidur.

"kalo mau nginep dirumah Melisa nginep aja. Kasian dia lagi sendiri dirumahnya." Ucap Gavin dan diangguki oleh Zyora.

"Oke, gue pergi."

"Hm."

Gavin ikut melangkah pergi dari sana, menuju rumahnya.

%\|=[]<>{}


Enggak tau gimana jawabnya, awokwowkwowk

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang