RIVAL >¹⁰<

626 62 5
                                    

Typo tandai!

.
.
.
.
.

Hampir 3 hari Gavin tidak menemukan keberadaan Leo. Dan akhirnya Gavin menemukannya tengah bersantai disebuah warung pagi hari, yang tidak jauh dari lokasi rumahnya.

Dapat Gavin dengar Leo tertawa akibat lelucon yang terlontar dari bocah-bocah disana.

Leo lagi nongkrong kembali bersama bocah komplek di perumahan Gavin.

Teman-teman Leo yang lain mereka kemana? Mereka ada sesekali mereka juga ikut ngumpul disana.

Balik lagi.. Gavin melangkah pelan menuju warung itu. Semakin dekat dapat Gavin dengar bocah-bocah disana mengobrol tentang rokok, golok, jam 12 malam.

"Anjir! Kemarin kan gue pulang jam 1 malam, emak gue gak mau bukain pintu masa. Malah teriak dari dalem. Ngapain kamu pulang? Sana main aja sampai puas! Belum ngerasain gimana rasanya di pukul pake panci, ya?!. Dan gue malah ketawa keras denger Omelan emak gue itu haha." Abi bocah berkulit putih bercerita dan menirukan suara ibunya kemarin.

"Lo masih mending, sedangkan gue? Gue mau dibakar sama bapak. Gila aja anak seganteng gue mau dibakal?" seru Asep.

Ternyata bocah gigi satu didepan itu mempunyai segudang cerita tentang bapaknya.

"Karena apa? Kemarin kan karena sarung keramat, terus kali ini apa?" tanya Leo penasaran.

Asep tertawa sebelum berucap," Gue ngambil burung bapak gue."

"Burung?"

Brak

Asep menggebrak meja disana ketika tahu isi pikiran Mereka yang traveling kemana-mana.

"Bukan burung itu! Tapi burung yang ada diluar rumah. Mau gue sate! Jangan mikir macem-macem, sialan!"

Mereka tertawa sampai ngik ngik menatap raut wajah Asep.

"Komuk Lo? Plis jangan meninggal dulu." Seru Angga.

"Goblok!"

"Ekhem!"

"..."

"Hitungan ketiga kita noleh ya?" Ucap Abi.

"Satu.."

"Dua.."

"Ti... Lari woy! Ada penculik aniir!" teriak Abi dan menarik Asep, juga Angga untuk ikut berlari bersamanya.

Hah?

Leo terdiam, bocah sengklek ya gitu.

"Leo?"

Refleks Leo membalik badan menghadap kearah belakang.

"Gavin! Lo udah sembuh?" tanya Leo dan berjalan cepat mendekat.

"Hm. Gue mau nagih ucapan Lo waktu gue sakit." Perkataan Gavin membuat Leo berpikir.

"Waktu Lo sakit? Gue bilang apa?" tanya Leo lupa.

Wajah Gavin mendekat lalu berbisik di telinga kanan Leo.

"Ingat?"

"O-ouh ituu? Gue cuma mau Lo cepet sembuh kok, gak lebih." Ucap Leo gugup. Dia baru ingat dengan ucapannya beberapa hari yang lalu.

"Gak mau tau, Lo harus tepatin ucapan Lo itu!" ujar Gavin langsung menggendong Leo dan membawanya pergi.

"Turunin gue!"

"Gak mau!"

"Turun gak?"

"Kalo enggak?"

Leo menghela nafas kasar lalu memandang Gavin sinis. "Gue mau, tapi gue yang dominasi, gimana?" Ujar Leo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang