1.DEWI JALANAN

115 17 5
                                    

Malam itu di kota Bengkulu, kota yang katanya surga-Nya dunia. Yah surga karena udaranya segar dan berada di dekat pantai dengan panorama indah. Tapi keindahan itu harus dilupakan dengan kebisingan para warga, Kira-kira kenapa?

Suara motor meraung-raung dijalanan kota, terlihat sang pengendara menerjang dingin malam dan mengabaikan sekeliling.

"WOI!! MATI SANA LO!! ANAK GW MAU TIDUR!" teriak emak-emak yang keluar dari rumahnya hanya untuk melihat siapa gerangan yang membuat kebisingan di wilayahnya.

Tapi teriakan itu diabaikan oleh sang pengendara, teriakan itu dianggapnya bagaikan angin lalu.

"Tutup aja kuping pakek bantal kan selesai. Ngapain sibuk marah-marah." gumam Luna, siapa lagi kalau bukan pemilik dan pengendara motor yang membuat suasana jalanan ricuh.

"WOI CEWEK GILA!! PULANG GAK LO!! MAMA SAMA PAPA NYARI BEGOK!!" teriak mas mas ganteng yang juga ikut memacu kendaraannya sehingga setara dengan kecepatan Luna.

"Emang gw pikirin." ucap Luna kini melaju lebih cepat.

"Shit,enakan dari awal gak punya adek!" gumam Lindaw Vagonza masih tetap mengejar adiknya.

Bukan sekali dua kali gadis bernama Luna membuat masalah tapi sangat sering, tapi sejauh ini hanya Lindaw yang selalu mengkhawatirkan keadaan adik semata wayangnya. "Gw cuman punya lo taek..." gumam Lindaw

Laki-laki yang biasanya dipanggil Lin ini adalah laki-laki yang punya sifat keras kepada orang lain, pantang menyerah tapi sangat lemah dihadapan Luna adiknya. Bagi Lindaw, Luna adalah harta paling berharga dari apapun.

........

Setelah lama berkutat dengan dinginnya angin malam, Luna dan Lindaw kini kembali kerumah mereka, rumah dengan nuansa Eropah dan juga sedikit kuno.

Lindaw melepaskan helm dan segera turun dari motor, menghampiri adiknya. "Eh cewek gila,mau sampe kapan lo diluar?" tanya Lindaw sambil memukul kepala Luna dengan helmnya.

"Sakit begok! Gw gak mau pulang!" gerutu Luna memasang wajahnya yang cemberut total.

"Apa? Gak mau pulang? YA UDAH KELUAR SANA! GAK USAH PULANG! GW LEMBUT SAMA LO BUKAN BERARTI LO BISA NGINJAK PALAK GW! LO PERGI SEKARANG!" ucap Lindaw yang kini nada suaranya tidak selembut tadi, Lindaw merasa geram kadang emosinya harus berubah-ubah.

"Bang... Maaf.." lirih Luna sambil menangis karena baru kali ini amarah Lin meningkat. Tidak seperti biasanya Lin akan bicara lembut walaupun marah.

"Oke, abang maafin kali ini. Kalo besok lo mau kabur lagi gw tebas palak lo." ucap Lin tegas.

Orang bilang Luna sangat beruntung karena punya Abang kayak Lin tapi siapa sangka orang tampan seperti Lin sangat menakutkan jika hilang kesabaran.

"Mama sama papa mana, bang?" tanya Luna dengan nyawa yang tinggal seperempat untuk bicara dengan Lin.

"Diatas kalik." jawab Lin singkat sambil masuk kedalam rumah. Luna tidak ada pilihan lain yah akhirnya ngekor dibelakang Lin.

"Tumben mereka pulang, bang." ucap Luna melupakan kemarahan yang mungkin masih tersisa didalam hati Lin.

"Yah gak juga, dek. Mungkin karena 3 hari lagi puasa." jawab Lin sambil menaiki tangga menuju lantai dua rumah. Karena kebetulan rumah kediaman keluarga Vagonza hanya dua tingkat.

Luna Di Ujung CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang