..
.
"Luna jangan bercanda lagi!" tegas bu Ruwaidah sedikit marah karena mendengar murid-murid lain juga ikut ricuh.
"Kayaknya itu anak udah gila deh."
"Penindas juga ternyata"
"Kelihatan banget brandal nya"
"Gw denger sih, dia sekeluarga semuanya kejam"
"Abangnya aja kayak anak geng motor gitu"
"Dia yang ngebuat ricuh kemaren malem, jadi gak salah sih kalo dia memang sejahat itu."
Satu kelas kembali ricuh memojokkan Luna, sebagai orang yang paling jahat. Namun kata-kata itu tetap saja seperti angin lalu di telinga Luna. Bagi Luna omongan seperti ini sudah terbiasa ia dengar, di jalanan sana ada banyak makian yang biasa Luna terima dari ibu-ibu yang merasa terganggu dengan geberan motor Luna.
"Gw gak bohong kok. Quin ada di belakang kelas, kalian cari aja." ucap Luna sambil menyunggingkan senyumnya.
"Lo jangan bercanda yah!" tegas Haikal yang kebetulan adalah pacar Quin.
"Gw gak bercanda, oh iya, lo king nya kan." jawab Luna sambil sekaligus mengejek Haikal.
"Lo jaga mulut lo itu!" ucap Haikal geram dengan sikap tenang dan tidak perduli dari Luna.
"Mulut itu ada untuk dipakai." ketus Luna.
"Cewek gila! Yang lain cari Quin!" teriak Haikal memberikan perintah kepada anak buahnya, yang ada didalam kelasnya.
Satu kelas bergegas keluar dari ruangan kelas, dan semuanya menyebar mencari Quin, sementara Luna tersenyum sambil mengikuti bu Ruwaidah dan murid yang lainnya berjalan kebelakang kelas.
"Lun, lo bercanda kan? Lo gak serius kan, Lun." tanya Albar teman satu kelas yang bisa dibilang akrab dengan Luna.
"Gak, gw serius, Al." jawab Luna dengan tenang dan santai. Albar terdiam dan memilih untuk berjalan disamping Luna.
Bu Ruwaidah dan beberapa murid sampai dibelakang sekolah. Bu Ruwaidah sontak terkejut melihat kekacauan yang terjadi dibelakang kelas dan ada beberapa tempat yang terlihat bercak darah.
"Luna, jelaskan apa maksudnya ini?" tanya bu Ruwaidah sambil menatap lekat wajah Luna, menunggu jawaban.
"Ah? Quin nya kemana?" sahut Luna sambil tersenyum sinis.
"Luna!" teriak bu Ruwaidah mulai frustasi dengan sikap Luna.
"Tadi Quin nya ada disini." jawab Luna sambil matanya berkelana mencari keberadaan Quin yang sudah menghilang dari bawah meja, dan meja yang menimpa tubuh Quin juga sudah menyingkir dari tempat awalnya.
"Kayaknya udah kabur." ucap Luna lagi.
"Ya sudah, karena Quin nya tidak ada disini kita kembali ke kelas saja dan menunggu informasi dari Haikal dan teman-teman kalian yang lain." imbuh bu Ruwaidah yang tidak mengerti dengan keadaan yang diceritakan oleh Luna.
![](https://img.wattpad.com/cover/362504135-288-k574821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Di Ujung Cerita
Roman pour AdolescentsIni cerita yang mengisahkan seorang gadis yang masih SMA, gadis yang memiliki tekad yang sangat kuat. Yah siapa lagi kalau bukan Luna Vagonza, anak yang terlahir dari keluarga yang kaya dengan kehidupan sederhana. Moto hidup Luna sendiri bisa dibi...