9.GELAPNYA KELUARGA

7 4 0
                                    

.

.

.

Berbunyi nya bel sekolah kali ini menandakan jam pulang. Ada rasa yang tidak enak dan janggal dari tadi mengusik hati dan pikiran Luna.

"Palingan juga perasaan biasa." pikir Luna mencoba menepis ntah apa yang janggal itu.

Luna berdiri di pemberhentian bus menunggu Lin ataupun bus yang datang dan membawanya pulang. Disaat yang sama hati Luna masih berulat dengan hal yang tidak jelas itu.

Setelah 30 menit menunggu bus tak kunjung datang begitupun Lin yang tak kunjung muncul, Luna menunduk sayu ntah kenapa kali ini perasaan sedih menghampiri nya. Setetes air mata berhasil menetes dari mata indah gadis itu.

"Gw kenapa..." pikir Luna.

Ting...

Notifikasi pesan masuk di ponsel milik Luna, dan dengan cepat Luna mengambil ponselnya didalam saku. Benar saja itu adalah pesan dari Lin.

Lin massage:
|lo pulang naik bus aja, atau taksi gw ada urusan mendadak, Tiba-tiba mamah nyuruh gw pulang.|

|Hati-hati dijalan, oke?|

|Ya|:you

______________________________________

"Ya elah, gak bilang dari awal. Capek-capek aja nunggu." gumam Luna dan akhirnya meninggalkan pemberhentian bus. Karena sepertinya bus juga tidak datang, sementara siswa yang lain sudah pulang lebih dulu dan hanya menyisakan Luna yang seperti anak hilang.

Luna berjalan mencoba mencari taksi yang mungkin lewat, atau tukang ojek yang biasanya menjemput anak-anak SMP.

Sesekali Luna menatap langit yang sedari tadi mendung, ntah apa gerangan langit bak sedang bersedih.

"Kalo ujan nih bisa basah kuyup gw kalo gak ketemu taksi. Lari aja kalik yak." ucap Luna sambil berlari kecil, takut jika hujan lebih dulu turun dan ia belum sampai dirumah.

Memang seperti ini keadaannya, Luna yang diharuskan mandiri tanpa ada kata manja pada orang tua. Yah, memang benar Luna dari keluarga kayah yang seharusnya punya supir pribadi, namun keadaan Luna berbeda. Supir pribadi hanya di pakai Toni dan Rini.

Terlambat sudah hujan mengguyur kota bengkulu tanpa aba-aba yang jelas dan Luna berlari terbirit-birit.

"Buangke!!" teriak Luna ditengah Hujan yang semakin lama semakin deras saja.

Semakin lama hujan semakin deras, membuat si gadis tomboy itu kesal. "ROK SIALAN! LARI AJA SUSAH!" teriak Luna ditengah hujan yang membuat pakaiannya basah kuyup.

"Awas aja lo, Lin. Gw bunuh lo!" gumam Luna.

........

"Saya punya jalan sendiri, saya punya pilihan dan jika Luna belum menyelesaikan sekolahnya saya tidak akan memilih perempuan manapun." tegas Lin kepada kedua orang tuanya_Toni dan Rini.

"Dengarkan ucapan papa, kamu itu sudah waktunya menikah, Lindaw. Kenapa harus banyak alasan?" tanya Toni membantah pembelaan Lin. Sementara Rini hanya diam dan mendengarkan, jelas wanita ini sangat menuruti keinginan suaminya walaupun itu menyakiti anak-anaknya. Mungkin karena cintanya sudah sangat besar pada Tuan Toni, pikir Lin.

Luna Di Ujung CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang