6. MENGAKU KALAH(2)

19 8 2
                                    

.

.

.

Tok... Tok... Tok.

Zara mengetuk pintu kamar Quin dengan pelan, berharap Quin akan membukakan pintu untuk mereka.

"Gak di jawab." ucap Zara sambil menatap wajah kedua temannya.

"Mungkin dia tidur kali, coba panggil aja." ujar Ayu memberikan saran.

"Quin! Lo didalem kan?" panggil Zara sambil sesekali mengetuk pintu kamar Quin namun tidak ada sahutan sama seperti sebelumnya.

"Quin, lo tidur?" tanya Ayu menambahkan.

"Begok! Kalo dia tidur dia juga gak bakal denger lo nanya." ketus Dina.

Tok! Tok! Tok!

Dina menggedor keras pintu kamar Quin dengan harapan Quin akan bangun dari tidurnya jika memang ia tertidur.

"Eh jangan gitu! Gak sopan!" tegas Ayu kesal dengan sikap Dina.

"Seenggaknya dia bakal denger kan? Gak kayak yang lo berdua lakuin. Ngetuk pintu pelan amat, kayak lagi nyinden." ketus Dina.

"Kalian tinggalin aja gw..." lirih Quin yang kali ini tidak mengabaikan panggilan teman-temannya.

"Nah, kan. Nyaut dia! Makanya pakek tenaga, gak semua hal harus berdasarkan perasaan." ucap Dina.

"Quin, buka pintunya. Kita mau ngomong sama lo." ucap Zara.

"Gw lagi mau sendiri, Zar." balas Quin kali ini lebih bertenaga.

"Lo bisa gak, gak bertingkah kayak tuan putri yang semua kemauan lo harus kita turutin?" geram Dina yang sudah muak walaupun Quin baru menjawab satu kalimat.

"Ssssttt... Diem." bisik Ayu kepada Dina.

"Quin, bukak aja dulu pintunya." ucap Zara membujuk Quin.

Cklek...

Quin akhirnya membuka pintu dan terlihat kamar Quin yang acak adul bak kapal pecah.

"Lo baik-baik aja kan?" tanya Zara memastikan keadaan Quin.

"I don't know... I think, I just tired..." Lirih Quin dengan kepala yang menunduk, terlihat rambut Quin yang acak-acakan tidak seperti biasanya. Dimana Quin akan tampil modis dan cantik bak model papan atas.

"Gak usah sok Inggris dah lo. Biasanya juga makek bahasa indo yang gak baik dan gak bener." sahut Dina meluapkan emosinya kepada Quin.

"Dina..." bisik Ayu sambil mencubit lengan Dina berharap Dina akan berhenti berbicara fakta.

"Sakit begok!" teriak Dina sambil mendorong tubuh Ayu.

"Lo kalo ada masalah bisa bilang kekita, kita bakal ngebantu kok." bujul Zara lagi dan lagi.

"Gak apa-apa... Gw baik-baik aja kok." ucap Quin namun sudah terlihat Quin tidak dalam keadaan yang baik.

Luna Di Ujung CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang