14. Cukup berbeda.

92 10 0
                                    

Jangan lupa bintang dan komen nya ya!

Happy reading.

Sebelum itu disini aku banyak banget skip time karna ndda mau alur yang terlalu panjang, maaf kalau ndda sesuai ekspektasi kalian terhadap book ini ya:(

Mohon kritik dan saran nya~

Memulai hari seperti sediakala, tanpa ayah, maupun adik.

Menutup diri dari keramaian dan memulai hari hari seperti biasa, itu yang renjun lakukan.

Setelah menemani masa masa keterpurukan bunda nya setelah bertahun tahun,

Saat ini, renjun tengah di depan makam kedua orang tua nya, yuta dan winwin.

Nyatanya sang bunda memilih ikut dengan ayah nya, entah bagaimana, winwin menghembuskan nafas terakhir dengan koma selama 1 bulan di rumah sakit.

Dokter awalnya ingin merujuk untuk memberikan suntikan penahan, tetapi tentu setiap obat akan ada efek samping nya bukan? Efek samping itu dengan muntah darah dan buang air kecil darah, agar darah beku di dalam tubuh keluar.

Renjun tidak ingin bunda nya mengalami sakit itu, dan setelah renjun renungkan, ia mengiklaskan kepergian sang bunda 2 tahun silam.

Pagi ini renjun membawa 2 bunga anggrek yang disukai kedua orang tua nya itu, bunga indah yang selalu di rawat di perkarangan rumah ia petik dan ia bawa untuk di tanam di sebelah makam kedua orang tuanya itu.

" Bunda, papa, maaf renjun baru mengujungi kalian saat ini, pasien yang renjun tangani sudah sembuh, renjun bahagia, sangat bahagia.... "

" Andai renjun bisa mengobati ayah seperti renjun mengobati pasien di rumah sakit, kita pasti menjadi keluarga bahagia sekali bukan? " Kekeh renjun dengan air mata yang masih mengalir.

" Renjun masih tinggal di rumah lama kita, yang masih menyimpan begitu banyak kenangan.... "

" Baiklah, papa sama bunda baik baik di sana, renjun pamit, sampai jumpa kembali.... "

Lelaki itu berjalan perlahan meninggalkan makam kedua orang tua nya, renjun menengok ke arah belakang,

" Seperti baru saja ada yang di makam kan, sudah dari tadi mungkin? " Gumam renjun sambil melanjutkan jalannya.

Tiba tiba tangan nya di tarik,

Ia menoleh dan melihat siapa yang menariknya,

Jeno.

Lelaki itu, seperti habis menangis....?

" Ada yang ingin aku bicarakan " Ucap Jeno sambil menarik lengan renjun mengikutinya.

" Hey, tidak usah tarik tarik begitu! " Marah renjun pada Jeno,

Tetap saja Jeno menarik tangan renjun, beda nya hanya ini sedikit lebih lembut.

Mimpi apa renjun bertemu Jeno setelah 5 tahun tidak pernah melihat makhluk ini muncul.

**

Saat ini mereka tengah duduk berhadapan di salah satu cafe di dekat pemakaman umum itu.

" Kau, sudah menjadi seorang dokter ternyata, haha. " Ucap jeno membuka obrolan dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.

" Kau sendiri? Sudah menjadi CEO setelah meninggal nya papa mu bukan? " Balas renjun asal.

" Ya, papa sempat masuk rumah sakit jiwa, mental nya yang buruk, akibat seseorang yang memfitnahnya bahwa ia berselingkuh. "

Renjun terkejut mengetahui fakta itu, tetapi tetap bungkam dan membiarkan Jeno melanjutkan pembicaraannya.

" Maaf, aku juga salah satu pelaku yang menjebak mu, karena mama kandung ku lah yang telah mengancam ku untuk melakukan itu. " Lanjut Jeno dengan kepala yang ia tundukan.

" Aku malu kepada mu, tetapi saat ini aku nekat mengajak mu untuk duduk didepan ku sambil menyesap coklat hangat. "

" Apa boleh kita kembali seperti masa SMA, renjun? " Tanya Jeno dengan hati hati.

" Itu bahkan sudah 7 tahun yang lalu Jeno, hahaha, apa yang kau harapkan? Kau berharap cinta ku masih ada untuk mu? Jangan mimpi terlalu jauh asal kau tau. " Sarkas renjun.

Ucapan itu mampu membuat Jeno terkejut, wajar saja renjun marah padanya.

" Tidak bisa ada kesempatan untuk ku? " Tanya Jeno kembali.

" Lakukan saja apa mau mu, aku pergi, terimakasih traktiran nya. "

" Tunggu! "

" Tolong berikan nomor ponsel mu kepada ku....apa boleh renjun? " Tanya Jeno hati hati.

" Kau ini banyak mau sekali! " Walau kesal begitu renjun tetap memberikan nomor ponselnya kepada Jeno.

" Terimakasih banyak renjun, hati hati di jalan, dan.....maaf. " Ucap Jeno sambil menatap sendu punggung renjun yang perlahan memudar dari pandangan nya.



Makin hari makin ga jelas cerita nya....

Maaf ya ini kan book pertama ku:(

Jangan lupa vote dan komen nya.

Untuk Kamu | NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang