6. Rahasia

124 18 0
                                    

Di tempat gelap dan sepi, area gang yang menghubungkan jalanan raya menuju pemukiman warga. Seorang laki-laki berhoodie hitam berjalan melintasi gang tersebut tanpa rasa takut. Konon katanya banyak sekali kejadian aneh di sini pada malam hari. Warga pun tak berani melintasi area ini.

Berbeda dengan laki-laki yang tampak santai berjalan. Matanya menelisik jalanan tanah yang dipijaknya. Atensinya langsung teralih pada benda yang terlihat berkilauan terkena cahaya bulan. Tanpa rasa ragu ia mengambilnya, sebuah kalung dengan noda bercak darah kering dan kotor terkena tanah. Kalung tersebut adalah kalung kucing, ia bersihkah dengan tangan untuk membaca sebuah tulisan di sana.

"Zeze," lirih laki-laki itu. "Akhirnya ketemu."

~0~

Dering ponsel membangunkan Finola yang tengah terlelap dalam tidurnya. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Finola langsung mengangkatnya.

"Hoaaam ... apa?"

"Ya ampun, Finola. Lo baru bangun dari pagi apa emang tidur lagi?" Itu suara Elisa.

"Ketiduran gue dari sore. Kenapa?"

"Ada yang mau ketemu sama lo. Bisa gak nanti jam sepuluh ketemu?"

"Siapa sih, Lis? Gak waras ya tuh orang malam-malam ngajak ketemu. Awas aja kalau gak penting."

Dari telepon Elisa berdecak. "Penting banget malah. Ntar gue kirim lokasi tempat ketemuannya. Oh ya, jangan lupa kucing lo dibawa."

"Buat apa, anjir? Ribet ah." Finola tak habis pikir dengan suruhan Elisa. Masa mau ketemuan harus bawa kucing?

"Pokoknya lo harus bawa, Fin."

Sambungan terputus sepihak. Finola berdecak sebal, ada-ada saja temannya itu. Lagian Finola penasaran dengan orang yang ingin bertemu dengannya. Apa segitu pentingnya sampai harus mengajak bertemu pukul sepuluh malam ini? Kalau tidak penting ingatkan Finola untuk memberi pelajaran pada Elisa.

Dilihatnya jam di ponsel yang menunjukkan pukul delapan lewat 43 menit. Ia tertidur pada pukul empat sore karena saking ngantuknya. Finola beranjak dari sofa pergi ke kamarnya untuk mandi dan bersiap.

Saat hendak membuka pintu kamar, Finola berpas-pasan dengan Fino yang hanya menggunakan pakaian santai.

"Malam ini lo jangan ke mana-mana, gue mau keluar sama Elisa," ujar Finola.

"Nggak, si Azka yang mau ke sini. Oh iya, gue mau ke minimarket deh sebentar, beli camilan."

Finola mengangguk lalu masuk ke kamarnya, begitu juga dengan Fino yang langsung pergi ke minimarket hanya dengan berjalan kaki.

Di saat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lewat 30 menit dan lokasi pertemuan pun sudah ditentukan, Finola berangkat menggunakan mobilnya. Elisa mengabarinya kalau dia sudah sampai di lokasi. Rajin juga ya temannya itu.

Sebelum berangkat Finola sempat mencari si kucing. Sayangnya kucing itu tidak ada di mana pun dan Finola harus pergi tanpanya. Biarlah, besok juga pasti kembali sendiri karena katanya dia sudah terikat dengan kucing itu, lebih tepatnya laki-laki aneh bernama Neo.

"Fino, gue berangkat."

"Hati-hati," kata Fino.

~0~

CAT CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang