⚠️Warning! Adegan kekerasan!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, segala hal yang tertulis dalam cerita ini hanya fiktif belaka untuk hiburan semata.
Bukan untuk ditiru apalagi di coba!
16+
.
.
.
.
.
.
.
.Sebuah ruangan yang tertata sangat rapi, tembok yang berhiaskan ornamen burung dan juga beberapa foto penting bagi Harry.
Di kursi seberang sana ada Kin yang menatapnya sedaritadi, meminta penjelasan atas apa yang dilihatnya kemarin malam.
Dengan tenang Harry mematikan rokok di tangannya dan menyalakan AC ruangan tersebut. Lampu yang tidak terlalu terang namun terkesan sangat elegan membuat keadaan disana terasa mencekam.
"Apa yang Ayah lakukan kemarin?!" Kin merasa marah atas kebohongan Ayahnya selama ini.
"Tenang, Nak. Ayah tidak sejahat itu, kemarin adalah kali pertama tanganku ini membelah dada seseorang." Harry masih menjelaskan hal tersebut dengan santai seperti hal ini bukan sebuah masalah baginya.
"Lalu apa yang terjadi pada orang yang kau belah dadanya?"
"Tentu saja dia mati, Ayah mengambil jantungnya untuk dijual di pasar gelap. Seharusnya kau belum tau soal ini, Karel. Usiamu belum cukup untuk mengetahui sisi gelap manusia."
Kin tersenyum miring sambil menaikkan satu kakinya ke kaki yang lain. "Ayah lupa aku darimana? Sedari kecil aku bergelut dengan sisi gelap manusia-manusia tidak beradab itu!"
"Lalu? Setelah kau melihat Ayah seperti ini sekarang, apa kau akan menyebut Ayah manusia tidak beradab?" Kin sempat terdiam, ia sangat benci hal ini. Kin benci melihat pembunuhan, namun disisi lain ia juga ingat bahwa ia pernah membunuh orang dengan tangannya sendiri.
"Tidak. Semua manusia punya sisi gelapnya masing-masing." Kin kini mulai tertunduk dan terus berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang?
Terlahir menderita sebagai budak, hampir mati, melihat banyak orang dibunuh, melihat pembunuh, membunuh orang, dan keluarga angkatnya adalah seorang pembunuh juga.
Tidak adakah secercah cahaya kebaikan didunia ini yang ada di sekitarnya? Kin merasa masa ini tidak ada bedanya dengan zaman peran dahulu kala. Dimana saat itu manusia saling memerangi satu sama lain, untuk apa? Untuk kemerdekaan? Bahkan sekarang setelah merdekapun masih banyak orang-orang yang membunuh di luar sana.
Jadi untuk apa kemerdekaan itu ada?
"Bunda tau?" tanya Kin yang menatap Ayahnya lagi dan dibalas dengan anggukan.
"Dua bulan lagi kau akan Ayah masukkan ke SMA elit di kota ini, Kin. Bersiaplah, dan jangan beberkan apapun tentang keluargamu." Kin mengangguk mendengar hal yang diutarakan sang Ayah.
Kalaupun Kin membeberkan tentang keluarganya, itu sama saja dengan bunuh diri bukan?
Kin keluar dari ruangan rahasia sang Ayah dan pergi menuju kamarnya, melihat jam dinding dan menghela nafas gusar.
"Ellena ... apa yang harus aku lakukan? Apa kau tersenyum di atas sana?" ucapnya dalam hati.
Pukul 23.15
Tek! Tek! Tek!
Sebuah ketukan di jendela membuat Kin terbangun, ia mengucek matanya dan mencoba mempertahankan kesadarannya.
Tek! Tek! Tek!
Kedua kalinya ketukan itu terdengar dari jendela balkon kamarnya, ia berjalan membuka pintu kamar dan mendapati sesosok berpakaian serba hitam tengah berdiri dengan boomerang yang digenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIN
Mystery / ThrillerKin, seorang lelaki yang hidup di dalam dimensi kegelapan. Kekerasan, pembunuhan dan segala hal yang ada dalam sisi gelap kehidupan. Mencoba untuk melindungi orang-orang disekelilingnya agar tidak meninggalkannya lagi. Berperan penting dalam kehidup...