Kabar Baik?

51 24 97
                                    

⚠️Warning! Adegan kekerasan!⚠️

Mohon bijak dalam membaca, segala hal yang tertulis dalam cerita ini hanya fiktif belaka untuk hiburan semata.
Bukan untuk ditiru apalagi di coba!
16+
.
.
.
.
.
.
.
.

"Menurutmu siapa yang akan mati?" tanya Gama memecah keheningan diantara anggota PBD yang tengah berkumpul.

"Bercandamu tidak lucu!" tegur Asher sambil melemparkan kerikil ke arah Gama.

Wendi yang melihat perseteruan kecil itu hanya menggelengkan kepala mereka. Sementara itu, Joy berdecak dan beranjak dari tempat duduknya.

"Ku pikir mereka pintar," kata Joy sambil menyilangkan tangannya.

"Maksudmu?" tanya Gama yang mengerutkan keningnya.

"Mereka bertengkar hanya karena sebuah taruhan? Dan sebuah obat?" Joy membuka kancing sakunya dan mengambil sesuatu disana.

Ia memperlihatkan sebuah botol kecil berisi cairan yang sama persis dengan botol yang dibawa Kin.

"Cairan merah itu apa? Aku tidak pernah melihatnya?" tanya Asher yang menyipitkan matanya untuk memastikan isi dari botol kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cairan merah itu apa? Aku tidak pernah melihatnya?" tanya Asher yang menyipitkan matanya untuk memastikan isi dari botol kecil itu.

Azgar berdiri dan mengambil salah satu botol yang dipegang Joy.

"Cairan merah ini adalah obat penenang yang ku racik bersama ayahku di laboratorium rahasia. Dan cairan hitam ini adalah seperti yang kita tahu adalah cairan kematian yang biasa kita gunakan untuk senjata." jelasnya.

"Kin tadinya memegang cairan hitam ini, tapi ketika aku membaca situasinya tadi. Aku melihat sebuah kode kecil yang mungkin kalian tidak melihatnya. Kin menjatuhkan botol dengan cairan hitam ini dan hanya membawa obat penenang kesana. Aku tahu, Neo melihat sesuatu. Dia pasti menyangka bahwa Kin akan menusuk dirinya dengan cairan hitam." Lanjut Joy menjelaskan keadaan sebenarnya.

Gama mulai tertawa licik. "Mereka pikir Kin seputus asa itu akan melakukan percobaan bunuh diri."

"Ternyata, semua ini hanya sebuah ujian." gumam Wendi.

••••••••••••••••••••••••••••••♪KIN♪••••••••••••••••••••••••••••••

Rrrrr!

Jieger mulai bereaksi ketika merasakan hawa kedatangan seseorang. Perlahan mereka yang di markas mendengar suara langkah kaki dan sebuah seretan.

KINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang