Ada Yang Datang!

31 22 70
                                    

⚠️Warning! Adegan kekerasan!⚠️
Mohon bijak dalam membaca, segala hal yang tertulis dalam cerita ini hanya fiktif belaka untuk hiburan semata.
Bukan untuk ditiru apalagi di coba!
16+
.
.
.
.
.
.
.
.


Dor!

Kesadaran Ellena tiba-tiba menurun, ia sempat terdiam ketika mendengar suara tembakan pistol itu diluncurkan.

Trang!

Sebuah boomerang melaju dengn cepat di hadapan Ellena, membuat peluru yang hampir menembus kepalanya itu terpental ke atas dan membuat rangkaian lampu hias jatuh di depan pria yang menembak.

Joy menangkap kembali boomerangnya dengan jantung yang berdebar sangat kencang. Ia tidak percaya apa yang ia lakukan sekarang. Baru kali ini ia merasakan bagaimana rasanya menyelamatkan seseorang yang tidak ia kenal.

Boomerang itu sedikit menggores telapak tangannya karena Joy sedikit lengah saat menangkap boomerang yang sisinya tajam seperti pisau.

Ellena kembali sadar dengan emosinya, ia mengambil pecahan kaca dan mulai mendekati pria yang tersungkur dibalik rangkaian lampu hias di depannya.

"Ellena ... apa dia akan membunuh pria itu?" pikir Joy yang masih berdebar mengingat kejadian beberapa menit lalu.

Terlihat perdebatan antara Ellena dan pria di depannya, hingga akhirnya ada seorang wanita keluar dari balik pintu dan mencoba bernegosiasi dengan Ellena. Wanita itu terlihat memohon agar kegaduhan ini tidak berlanjut, sampai akhirnya emosi Ellena melemah dan ia melempar pecahan kaca itu dan pergi dari rumah yang isinya sudah berantakan itu.

Wendi yang melihat Joy masih terdiam itu menghampirinya dan menepuk pundaknya.

"Hei! Kita harus pergi!" katanya setelah itu mereka pergi keluar dari tempat tersebut diikuti anggota PBD lain mengikuti Ellena pulang.

Ellena terlihat berjalan dengan tenaganya yang tersisa sedikit, ia memeluk dirinya sendiri sambil menahan tangisnya. Sampai akhirnya ia terduduk di tengah persimpangan jalan sepi yang masih jauh dari rumahnya.

Pandangannya meredup dan badannya terasa melayang, ia memejamkan matanya dan merasakan angin berhembus kencang menerpa tubuhnya.

"Kita harus bantu dia untuk pulang." Ujar Ael yang mulai mempercepat pergerakannya.

Mereka melihat Ellena yang terkapar di tengah persimpangan jalan itu menghampirinya. Mengelilingi tubuhnya agar angin malam yang dingin itu tidak menyerang tubuh Ellena.

Ketika Ellena membuka matanya perlahan, Asher sedikit membungkukkan badannya dan mengulurkan tangan pada Ellena.

Ellena yang bingung namun dengan setengah kesadarannya, mencoba meraih uluran tangan Asher dan kembali pingsan.

Ellena yang bingung namun dengan setengah kesadarannya, mencoba meraih uluran tangan Asher dan kembali pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang