Vancouver, Canada.
Sarah mengrenyit bingung saat mendapati sang suami duduk di teras rumah dengan memegang ponsel yang menampilkan foto kedua putra mereka.
"Ada apa? Merindukan mereka berdua, Mas?" Tanya Sarah pelan sembari mengusap bahu Yudha yang berdehem singkat.
"Ya."
Sarah menghela nafas samar sebelum duduk di kursi sebelah Yudha yang kosong, "Mau telpon mereka?" Usulnya.
Yudha meletakan ponselnya di atas meja, menatap sang Istri lamat-lamat. "Nanti saja kita telpon, biarkan mereka melakukan rutinitas mereka."
Sarah mengangguk pasrah sebelum beranjak masuk ke dalam rumah, meninggalkan Yudha Praladipta yang kini kembali menatap potret putra bungsunya; Jehano Pranadipta, paras lesu Bungsu Adipta itu kerap kali menganggu benak Yudha.
"Ayah tau selama ini kamu tertekan, Jehano. Tapi, Papa juga tidak tau apa yang harus Papa lakukan jika bukan kamu.." Gumam Yudha, "Dulu Kakek kamu selalu membandingkan Kakak kamu dengan Jeffan, Papa tidak terima.. Papa akui Papa memang hampir gila saat mengetahui bahwa Kakak kamu penyandang Autisme, Papa akui juga jika Papa semakin gila dengan memaksa kamu untuk menjadi pemuda yang sesempurna mungkin agar Kakek kamu mengakui bahwa Putra Papa memang sangat pantas mengembangkan aset Adipta ketimbang Putra paman kamu itu, Jeffan, karena Papa tidak mau aset atas nama Adipta jatuh pada pewaris Devean, meski memaksa.. Papa hanya ingin kamu bisa mempertahankan nama Adipta dengan sempurna.."
Yudha menarik nafas panjang mengingat masa lalu, masa ketika dirinya berkumpul bersama keluarga Adipta; Masa saat Ayahnya masih hidup beberapa tahun lalu sebelum seluruh aset atas nama Adipta resmi jatuh pada Jehano.
Yudha masih ingat betul saat Ayahnya menghina dirinya yang mempunyai Putra Sulung autis seperti Damava Pramadipta, ia masih mengingat saat-saat sang Ayah membandingkan Putra Sulungnya dengan Putra Tunggal Devean, Jeffan Devean putra Kakaknya yaitu Tyona LadiptaㅡWanita yang telah dinikahi pria bernama Yohan Devean; Sangat jelas jika aset Adipta jatuh pada Yudha meskipun ia putra bungsu karena Tyona si Putri sulung Adipta adalah sudah menyandang nama Devean; Tyona Ladipta Devean namanya sekarang.
Setelah Yudha pasti ada pewaris selanjutnya yang juga berasal dari Adipta; Sang Kakek kekeh tidak sudi memberikan asetnya pada Damava Pramadipta mengingat psikis Damava tidak baik. Bahkan sang Kakek hampir saja menyerahkan seluruh aset nama Adipta pada Jeffan Devean yang jelas-jelas bukan bermarga Adipta, untungnya saat itu Sarah sedang mengandung Jehano sehingga pemindahan nama aset tertunda sampai Jehano lahir dan dikonfirmasi jika Jehano normal; Setelah mendapat konfirmasi pun, sang Kakek langsung memindahkan aset atas nama Jehano yang saat itu masih bayi, mulai detik itu juga Yudha mendidik Jehano sepuluh kali lebih keras dan disiplin dari didikannya pada DamavaㅡPutra sulungnya.
Belajar, belajar dan belajarㅡSiklus keseharian Jehano yang sangat diatur ketat oleh Yudha dan dibalik ketatnya didikan Yudha itu, ia dengan mudah juga memberikan segala akses fasilitas bahkan uang pada Jehano.
Jujur saja Yudha tidak begitu memperdulikan pergaulan Jehano di luar sana, Yudha hanya menekankan keras Jehano untuk tetap stabil dan mempertahankan prestasinya karena berhasil mendapatkan kelas akselerasi.
Helaan nafas kembali terdengar dari mulut Yudha, usia putranya itu masih dua puluh satu tahun tapi seluruh beban keluarga Adipta sudah jatuh pada pundak Jehano. "Seandainya Kakak kamu tidak seperti itu mungkin kalian bisa saling sharing." Ujarnya lagi.
Yudha menyandarkan lehernya pada sandaran kursi teras sembari menatap langit-langit teras lalu tersenyum tipis membayangkan wajah Jehano yang mengeluh lelah karena pekerjaan, "Tetap selalu sehat putra ayah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
ii. APOLOGIZE
FanficSiapakah yang bersalah? Siapakah yang harus meminta maaf? Dan, kepada siapakah harus meminta maaf?