1

279 25 4
                                    

Wajah pucat,mata tertutup rapat. Hanya di bantu alat pernapasan berbentuk masker sebagai penopang hidup. Hal ini menyayat hati 2 individu diruangan beraroma obat obatn.

"Lo harusnya nyambut gue kak, bukan tidur disini" isakan lolos dari bibir solar alvaska Radenatara saudara kembar dari Duri Alata Radenatara.

Sangat menyakitkan saat melihat seseorang yang dirindukan terbaring lemah begini.
Sial solar ingin berteriak rasanya.

Sosok lain hanya mengawasi sambil bersandar di pintu rawat Duri. Halilintar Algero Radenatara. Wajah datarnya terkesan menyebalkan untuk dilihat tapi tidak ada yang tau isi hati hali bukan

"Ayo pulang solar, semua udah nungguin"

                                     ....

Ruang keluarga Radenatara benar-benar terasa sunyi padahal semua anggota keluarga berada disini. Entahlah tidak ada yang berniat untuk berbicara atau bahkan mengungkapkan perasaan rindu atas kepulangan Solar.

Segala macam hal berkecamuk di dalam pikiran solar, tidak dia tidak memikirkan tentang penyambutan untuknya yang cukup menyakitkan. Oh ayolah 5 tahun sudah cukup bagi Solar untuk berpisah dari kakaknya. Apa mereka harus berpisah lagi?

Gempa Algara Radenatara memperhatikan adik bungsu. Jujur ia ingin menyambut Solar dengan acara besar-besaran namun mengingat kondisi Duri hal itu tidak mungkin terjadi. Mereka masih punya akal dan nurani, masa Iyah membuat acara besar-besaran saat salah satu dari mereka dinyatakan koma.

Blaze Adiel Radenatara ikut diam memperhatikan raut wajah seluruh saudaranya, minusnya wajah  saudara kembarnya. Ice Agiel Radenatara. Pemuda itu asyik bercengkrama dengan mimpi.

Taufan Leano Radenatara menghela nafas kasar, ia ingin berbicara namun takut salah dan berakhir akan merusak suasana. Yahh walau suasana rumah sudah benar benar tidak seindah dulu.

"Solar bakal kembali sekolah." Ucap solar menarik intens seluruh kakaknya. Bahkan ice sampai terbangun dari tidur.

"Kenapa Solar? Lo kan udah lulus? Walau pake jalur singkat." Tanya Taufan

"Yang bener tu lompat kelas." Koreksi Halilintar . Ia cukup jengah dengan Taufan yang notebate berusia 24 tahun bahkan menjadi kepala sekolah namun tidak memiliki kadar dewasa nya.

Omong-omong Halilintar memiliki 2 Saudara kembar Taufan dan Gempa. Gempa sebagai pemilik kafe, Taufan sebagai kepala sekolah dan halilintar sebagai CEO perusahaan keluarga.

Ice dan Blaze berusia 21 tahun alias masih kuliah. Blaze fakultas kedokteran sedangkan Ice fakultas ekonomi.

Solar dan Duri , berusia 17 tahun. Namun saat mereka berusia 12 Solar diajak Amato ke Los angeles.  Solar sudah lebih dulu lulus berkat otaknya yang sangat pintar solar mampu melompat kelas dan kembali ke Indonesia, meninggalkan Amato di Los angeles. Sendirian salahkan Amato yang amaat mencintai pekerjaan ketimbang putranya sendiri. Semoga anak anak Amato tidak menjadi seperti ayahnya saat dewasa.

"Emang salah kalau gue sekolah lagi?" Tanya Solar menuai decakan kesal halilintar.

"Lo bodoh apa gimana sih"

"Gue pintar." Jawab Solar melirik sinis ke halilintar.

"Nggak usah sombong lo bengsin." Gerutu Blaze menuai tatapan tajam dari Halilintar. Yahh bagi Halilintar hanya dirinya yang boleh menghina adik adiknya. Kalau mereka saling hina itu dilarang. Sulung berkuasa.

Intinya gini Gue  sulung Gue punya kuasa.

Begitulah semboyan Halilintar.

Blaze mengatupkan bibirnya sambil mengangkat jari berbentuk huruf v. Tanda perdamaian.

" Terserah dia kak, dari pada tu anak rewel rewel gue males dengernya." Ucap Ice. Diantara 7 bersaudara hanya ice dan Gempa lah yang paling berani melarang ini itu kepada Halilintar. Yang lain malah ciut. Boro boro didengerin mereka ngomong aja disinisin sama Halilintar.

"Nah bener tu kata kakak gue, beh lo kakak gue paling ganteng deh. Tapi masih gantengan gue."

"Napa sih ni keluarga dihuni orang-orang yang rada-rada? Padahal kita sultan" Ujar Blaze penuh frustasi

"Gak tuh cuma lo doang yang rada-rada mana mirip pantat ayam lagi. Makanya potong para ayam lo biar gak mirip" sahut Ice tanpa merasa bersalah. Padahal mereka kembar tapi bisa bisa nya menghina wajah kembaran begitu.

"EMANG CUMA GUE YANG SELALU DINISTAIN DISINI."

"Kak Blaze terlalu dramatis sih jadinya cocok dibully"

" Adek dakjal!?"

"DIEMM LO PARA KEMBARAN KUTIL CICAK"

                            ✨✨✨✨✨

Keesokan harinya solar menyiapkan perlengkapan dimulai dari tas, buku, laptop semuanya dipersiapkan tanpa terkecuali.

Pukul setengah tujuh solar beranjak keruang makan yang sudah dihuni 5 kakaknya. Gempa menyodorkan nasi goreng yang langsung diambil solar. Baru saja ingin duduk disebelah  ice, Blaze lebih dahulu mengambil tempat duduk tersebut. Solar tersenyum sangat manis (dibaca tertekan).

Sabar solar Lo harus sabar ngehadepin kutil cicak. Batin solar.

Solar akhirnya memilih duduk disebelah Halilintar. Kakaknya hanya melirik sekilas lalu kembali makan.

Suasana terasa tenang dan sunyi. Biasanya saat makan akan ada yang bertanya ini itu dan memasang wajah menggemaskan namun sekarang beda. Mereka sarapan dalam kesunyian, bahkan Blaze yang mencoba membuat suasana terasa berwarna dengan sedikit menjaili bungsu pun gagal.

"Cepatlah bangun kak Duri. Mataharimu masih memerlukan mu"

                             ✨✨✨✨✨



Hallo gays  semoga suka yahh sama part ini. Sejujurnya aku merasa insecure sama cerita WP orang tapi aku gak bakal nyerahhh aku bakalan tetap semangat.

Vote nya yahh biar aku makin semangat

Huhu maaf yahh kemarin berantakan banget chapter Nya entar aku perbaiki chapters selanjutnya yahh.

Who?(On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang