Ada jeda hening yang cukup lama diantara mereka.
Acara pernikahan yang batal digelar membuat Yasmin menatap gadis tak bersalah itu dengan tatapan kasihan. Ia tidak ingin menyalahkan Wulan maupun putranya. Semua hal yang berada di dunia ini sudah ada yang mengatur, Yasmin tidak bisa berbuat apapun selain menerimanya, benar bukan?
"Wulan, apa kabar?" Yasmin membuka pembicaraan.
"Eh?" Wulan tak menyangka mantan calon ibu mertuanya itu akan menyapanya.
"Kayaknya kamu hidup dengan baik ya," ucap Yasmin seraya menoleh singkat ke arah Fahdan yang terlihat tidak menyukai kehadiran keluarganya.
"Kabar Wulan baik, Ma---eh--- maksudnya tante. Maaf."
Sial. Wulan masih saja terbiasa dengan panggilan itu.
"Ayo pulang sebelum pria kurang ajar itu pukul kepala kamu, Xavier." Wiraka menarik putra semata wayangnya dari pangkuan Wulan seraya menatap sinis ke arah Fahdan yang juga menatapnya demikian.
"Maksud lo ap---" Wulan lantas menyenggol lengan Fahdan sebelum lelaki itu menyelesaikan kalimatnya.
Bisa panjang urusannya nanti jika Fahdan dan Wiraka sampai bertengkar di muka umum seperti ini.
"Ayo, Xavier." Panggil Wiraka sekali lagi.
Namun, bukanya menurut Xavier justru malah semakin mengeratkan pelukannya pada leher Wulan.
"Xavier, apa mau kamu? Papa lagi banyak kerjaan, ayo pulang!" Wiraka menarik tubuh anak itu lebih kencang dari sebelumnya, membuat Xavier seketika memekik kencang dan dengan refleks memukul wajah papanya.
Plak.
Wulan dan yang lainnya hanya bisa terpaku menyaksikan aksi Xavier yang berhasil membuat wajah Wiraka memerah seketika. Sepertinya pria berumur tiga puluh tahunan itu benar-benar marah sekarang.
"Pulang atau Papa buang semua mobil-mobilan kamu." Ancam Wiraka dingin dan mengintimidasi.
Xavier menggeleng kukuh.
"Pulang!"
Xavier meraung dan meronta-ronta dalam gendongan Wulan membuat gadis itu merasa sedikit kewalahan.
"Vier..."
Dengan lembut Wulan mencoba memanggil anak laki-laki itu.
"Vier dengerin Tante Wulan," ia menahan kedua tangan bebas Xavier yang hampir mengenai wajahnya.
"Vier harus jadi anak baik dan penurut supaya semua orang sayang sama Vier. Jangan nakal ya sama Papanya, sekarang Vier pulang dulu. Besok kita ketemu lagi, oke?" Dengan telaten Wulan menyeka air mata bocah itu menggunakan ujung lengan kemejanya yang bersih.
"Xavier gak mau bikin Papa sama Mamanya sedih kan?"
Wulan melupakan fakta jika mamanya Xavier telah meninggal, tapi ucapannya barusan berhasil membuat Xavier menjadi sedikit tenang.
"Pulang ya, Papa gak akan marahin Vier kok kalau Vier jadi anak baik."
Entah apa yang ada didalam benak Xavier saat itu. Kedua netra gelapnya yang bergetar mulai melembut.
Melihat anak laki-lakinya lengah, Wiraka segera menggendong Xavier ke pundaknya dan pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi.
Wiraka tidak peduli meskipun Xavier menolak untuk pulang dan menggapai-gapaikan tangannya ke arah Wulan yang tersenyum getir.
Puk. Yasmin menepuk bahu gadis berumur 26 tahun itu sebelum menyusul putra dan cucunya.
Sementara itu, Reza hanya mampu tersenyum canggung dan meminta maaf secara singkat sebelum dirinya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARTA TAHTA MAS DUDA
Romance"Saya terima nikah dan kawinnya, Wulandari Ayunda binti Muhammad Damar Sudirman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Suara Wiraka Andy Pramudya terdengar sampai ke telinga Wulan yang berada di dalam kamar. Ia tak menyangka jika mulai hari ini...