06 - Mulai Nyaman

50 2 0
                                    

Ternyata tak mudah menjadi seorang ibu maupun seorang pengasuh. Hari ini Wulan sudah beberapa kali terkena lemparan mainan dari Xavier. Belum lagi anak itu masih enggan bicara kepadanya, membuat Wulan bingung harus berbuat apa.

Beruntung ada Dokter Nada yang menemani Wulan menjaga Xavier sore hari itu. Awalnya Wulan mengira jika Nada adalah wanita yang tengah dekat dengan Wiraka. Tahunya dokter muda itu adalah sahabat Wiraka dan almarhumah istrinya.

Sedikit banyak Wulan mulai memahami Xavier, sindrom yang diidapnya saat ini ternyata sudah berlangsung selama hampir dua tahun lamanya.

Selama itu pula pengasuh Xavier terus berganti sampai akhirnya Wiraka menemukan Wulan. Tidak, lebih tepatnya Wulan yang menawarkan diri untuk menjadi pengasuh Xavier supaya ia bisa masuk ke dalam keluarga Pramudya.

"Kenapa kamu mau mengasuh Xavier? Emangnya bayaran menjadi guru sekolah masih kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kamu?" Tanya Nada seraya mulai merapikan alat P3k yang ia gunakan untuk mengobati luka yang berada didahi Wulan.

"Bukan gitu. Saya mau cari pengalaman aja, toh waktu mengajar saya juga paling cuma sampai jam 1 atau jam 2 siang. Jadi saya masih punya banyak waktu luang," jawab Wulan sedikit berbohong.

Nada mengangguk paham, "Semoga Xavier cocok ya sama kamu, dia sebenarnya anak baik kok."

"Iya."

"Ayo pulang." Suara bas Wiraka menginterupsi kegiatan dua perempuan itu.

"Duluan aja Pak, biar nanti saya naik angkot atau ojeg online." Wulan membalas.

"Saya emang mau duluan. Maksud saya kamu pulang sama Reza," ucap Wiraka dengan sedikit meralat ucapannya.

Sial. Wiraka membuat Wulan seolah-olah berharap diantar pulang oleh pria dingin itu.

"Oh, tapi engga perlu juga, Pak. Saya bisa pulang sendiri."

Gadis itu tersenyum tipis.

"Mulai besok kamu harus membiasakan diri diantar jemput oleh Reza, makanya sore ini kamu pulang sama dia biar kalau ada apa-apa gampang menghubunginya."

"Kan Pak Reza punya nomor saya, dia bisa telpon aja kalau mau jemput Xavier nanti."

Wiraka mendengkus, "kamu itu sebenarnya niat gak sih jadi pengasuh anak saya. Kalau engga, saya mau cari yang lain aja."

"Niat kok, Pak," jawab Wulan cepat.

Sudah susah payah membujuk Wiraka diawal, masa ditengah perjalanan seperti ini ia harus menyerah hanya karena Xavier.

"Ya udah sore ini saya pulang sama Pak Reza."

"Iya. Dia udah di parkiran sekarang."

Setelah mendengar kata itu, Wulan segera menuju parkiran rumah sakit. Benar saja, Reza sudah menunggunya di sana. Namun Wulan sudah tak melihat Xavier maupun Wiraka.

Jadi mereka benar-benar pulang duluan menggunakan kendaraan lain ya?

"Lagi nunggu siapa, Bu?" Reza bertanya begitu Wulan tidak kunjung masuk ke dalam mobilnya.

"Pak Wiraka udah duluan, dia engga ikut mobil saya," sambung Reza seolah mengerti jika Wulan tengah mencari sepasang ayah dan anak itu.

"Ah iya, tadi Pak Wiraka udah pamit kok sama saya," jawab Wulan kikuk seraya cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan duduk tepat disamping kursi pengemudi.

Lagipula siapa yang berharap pulang bersama dengan pria dingin satu itu?

🦖

HARTA TAHTA MAS DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang