●
●
●
●Happy Reading
●
●
●
●Keesekon harinya beberapa murid di BHS dikumpulkan, entah untuk apa yang pastinya ada berita penting untuk murid murid yang penting juga bagi sekolah itu.
"Apakah sudah terkumpul semua?"Tanya Kepala sekolah. Murid murid mengangguk yang berjumlah 13 Orang itu.
"Okey, saya absen kalian terlebih dahulu"Ujarnya menatap murid murid didalam ruangan ini.
"Arseno Carpio Arya?"Tanya Kepala sekolah. "Hadir pak"ujar murid itu tanpa minat.
"Arshaka Gibran"Sahut Kepala sekolah. Dengan malas pemuda itu mengangkat tangannya tanpa mengahut.
"Bunga Livia Jamaika"Ujarnya,"Hadir pak" seseorang yang berada disana terbelak kaget mendengar nama yang menurutnya tak asing baginya.
"Clarias Berliana"Absen kepala sekolah, "Hadir"
"Giana Ita Saraswati"Ujar kepala sekolah masih mengabsen. "Hadir pak"jawabnya,namun ada seseorang yang membuat seringai pada wajahnya.
"Gracia Batari, Keandra Agustin Vandrik, Rai Andries Atmaja, Razega Venus william,Slavia Adela, Stereo Regandra, Vendro Ardian Morga dan yang terakhir Vivi Ardiana Morga"Absen kepala sekolah sampai selesai.
Murid murid yang dipanggil sudah berada disini sebelum kepala sekolah datang. "Kalian tau, tentang kasus yang ditimpa oleh sekolah ini? Satu murid tewas entah karena apa"Jelas Kepala sekolah.
Seorang pemuda mengangkat tangannya, "Pak, bisa langsung saja apa tujuan bapak manggil kami disini"Ujar Shaka pemuda yang cuek akan sekitarnya.
"Baiklah jika seperti itu,tujuan saya memanggil kalian adalah untuk membantu saya dan para para detektif lainnya mengungkapkan misteri ini"Kata Kepala sekolah.
"Untuk apa pak? Bukannya itu tugas kami? Biarkan saja detektif yang memikirkannya,kami disini hanya pelajar gak lebih"Tolak Keandra mentah mentah akan rencana itu.
"Namun, saya berpikir jika kalian membantu maka pelaku itu akan ketemu. Kita bisa mendapatkan kejayaan disekolah ini, Apakah kalian akan betah satu sekolah dengan pembunuh itu? Pasti tidak 'kan?"Tanya kepala sekolah, entah apa motif dari omongannya.
"Kita hanya pelajar biasa dan saya menolak mentah mentah rencana yang bapak buat"Ujar Rai lantang membuat murid murid disana sedikit takut namun tetap mengangguk membenarkan ujaran Rai.
"Bukankah nilai kalian tinggi? IQ yang berada diotak kalian juga tinggi bukan, terus kalian gak mau manfaatin otak kalian demi menjaga sekolah ini dari pembunuh? Bapak sangat kecewa,harusnya kalian tunjukin bahwa kalian bisa mengungkapkan masalah ini"Tantang kepala sekolah itu membuat yang lain geram.
"Ya sudah, kami terima tantangan bapak"smirk Razega berdiri, murid murid menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
"Baiklah, kalau begitu saya membuat nama untuk kelompok kalian yaitu Laskar Jaya"Ucap kepala sekolah
"Gue gak mau ikut, apa apaan coba. Gue mau sekolah,sekolah aja gak usah main detektif detektif"Sebel Slavia.
"Udah terima aja kita buktiin ke bapak tua itu bahwa otak kita ini berguna dan gak berada secara cuma cuma"Ujar Arseno.
Murid murid yang berada disana keluar satu persatu,Bunga menatap sekilas kepala sekolah. Karena menurutnya ada yang aneh.
Mereka pun keluar dari ruangan itu dan mengikuti langkah Rai yang pergi kesuatu tempat. Katanya kita harus berunding dan melakukan diskusi diruangan itu nanti.
Meja bundar yang berada di ruangan itu terisi penuh oleh murid murid prestasi yang dipilih kepala sekolah melakukan sesuatu yang membahayakan.
"Gue gak setuju, nanti kalau gue ikut ginian malah nanti gue metong"Teriak Slavia.
"Lo bisa diam gak? "Tanya Shaka dengan suara dinginnya.
"Jadi mau gimana? Tetap lanjutin atau kita diam aja?"Tanya Vendro menatap mereka satu persatu.
"Gue ikut lagian kita gak bisa lari dari tanggung jawab yang udah diberikan oleh kepala sekolah ke kita. Walaupun gue kesel sih sebenarnya"Ujar Razega
"Bukankah ini akan membahayakan kita semua? Bisa saja nanti pembunuh itu malah nargetin salah satu dari kita. Dan menurut gue ada maksud yang terselumbung dari pembunuhan itu"Kata Gracia membuat mereka mengangguk pelan.
"Tentu saja semuanya ada maksud terselumbung"Lanjut Arseno.
"Boleh gue bicara?"Tanya Bunga yang meminta izin kepada mereka. Dan dijawab anggukan oleh mereka semua selain satu orang yang tak mengangguk.
"Menurut gue,pembunuhnya memberi kita clue dari mayat yang berada di aula tadi. Lo lihat papan tulis itu? Berarti sebelum kita datang, ada seseorang yang lebih dulu datang kesini"Tunjuk Bunga sambil menjelaskan.
Mereka semua tercegang dan baru menyadari bahwa ada tulisan dipapan tulis tersebut. "Cuman lo yang tau ruangan ini Rai, berarti bisa aja lo pelakunya"Tuduh Stereo yang mencekam kerah seragam Rai.
"Duduk, gue gak salahin Rai. Bisa saja bukan dia, ada seseorang yang tau ruangan ini tanpa dia sadari, lepas cengkeraman lo sekarang"Desis Bunga sinis pada Stereo.
"Lo berdua sekongkol 'kan? Jawab gue anjing"Emosi Stereo makin memunjak.
"Jangan buat keributan, kita disini mau mengungkapkan sesuatu bukan untuk berkelahi. Tahan emosi lo, Stereo"Shaka angkat bicara saat keadaan makin memanas.
Saat situasi tenang, Clarias langsung berdiri"kode ini kayaknya ada maknanya. 1 + 25 + 2 jika dijumlahkan dalam MTK maka hasilnya akan 28,tapi kayaknya ini bukan dijumlahkan"
"Bisa aja itu kode rahasia dari pembunuhnya kan?"Tanya Arseno.
"Ya iyalah dodol, lo pikir gak ada maknanya gitu?"Kesal Slavia.
"Galak amat lo"
"Gini kita mending sekarang istirahat aja dulu, bicarakan ini jika ada waktu lagi. Karena bel masuk juga udah mau berbunyi"Rai mengucapkan itu untuk mengakhiri diskusi mereka kali ini. Dan murid yang berada disana mengangguk, karena mereka juga sedang menahan lapar.
🎲🎲🎲
To Be Continue
Halo halo Jia kembali update...gimana puasa hari pertamanya? Eh atau udh ada yang puasa kemarin?
Setelah Jia merundingkan tentang cerita ini,jadi Jia memikirkan bahwa jika Jia update maka itu akan malam tak lagi siang. Nanti kalian juga bacanya malam juga ya jangan siang,membahayakan.
Jadi Jia usahin updatenya malam aja,gitu deh. Semoga kalian nerima keputusan ini. Jangan lupa juga nanti kenalan sama anak Laskar Jaya.
Salam hangat dari
diriku sendiri.Selasa 12 Maret 2024
19 : 02
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMANTARA HIGH SCHOOL (HIATUS)
Mystery / ThrillerRENCANA PEROMBAKAN! .... Seseorang memandangi wajah beberapa foto yang berada diruangannya yang gelap dengan perasaan berkecamuk. Orang itu menatap kebencian dari foto foto yang ia tatap. "Kalian harus mati ditangan gue"Ucapnya memberikan senyum smi...