05. Hancur tapi tak membenci ʚ❁

93 45 31
                                    

𝙵𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊!🕊️

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊🍀
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊
𝚃𝙸𝙽𝙶𝙶𝙰𝙻𝙺𝙰𝙽 𝚅𝙾𝚃𝙴 𝙳𝙰𝙽 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽
.
.
.
.
.

    "Ayaa, "

    Teriak seseorang saat Zanaya sedang menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ia sangat hafal siapa pemilik suara ini.

    "ZANAYA! "

    Padahal baru saja Zanaya menginjak kan kaki nya di rumah ini tapi langsung disambut dengan teriakan murka dari Bagas.

    Zanaya masih sangat ngantuk. Kepala ini rasa nya sangat rindu dibelai manja bantal. Mata ini pun rasa nya enggan untuk di buka. Jadi, Zanaya berusaha berpura-pura tidak mendengar teriakan Bagas. Biarkan saja, kalau bisa di sambung besok saja marah nya.

    "ZANAYA PATRICIA, BERHENTI DISITU!!"

    Sebenar nya sangat malas untuk meladeni amarah Bagas. Tapi bisa buat apa, Zanaya menggerlingkan mata malas dan membalikkan badannya.

    "Hebat kamu baru pulang jam segini ya. Gak tau ini udah jam berapa?? " Ucap Bagaskara, papa dari Zanaya dengan nada yang tidak santai.

    Memang sekarang sudah jam 23:45, sudah hampir tengah malam, dan ayah si kembar daritadi sudah mencari-cari anak bungsu nya Zayana yang tak biasanya pernah pulang malam, apalagi ini sudah mendekati tengah malam.

    Bagaskara dibuat tambah murka karna Zanaya pun tak ada di rumah, ia sangat yakin jika Zanaya lah yang mengajak Zayana keluar.

    Bagi Bagaskara anak sulung nya ini memang sangat sering keluar malam dan ia tak terlalu memperdulikan nya. Tapi ini ia pun membawa serta anak bungsu nya pergi.
Zanaya keterlaluan pikirnya.

    "Keluyuran kemana kamu, kenapa ingat pulang? "

    "Dan kamu juga bawa Zayana?? Mana Zayana sekarang??"

    Zanaya hanya diam menatap dingin Bagaskara yang sedang murka.

    "Kamu bawa kemana anak kesayangan saya, hhahh!! " Teriak Bagaskara murka.

    "Tuh anak kesayangan papa udah pulang, " Zanaya dengan santai menjawab pertanyaan papa nya dan menunjuk santai ke arah pintu dengan dagu runcing nya.

    "Ana masuk kamar ya, tidur lagi. Ini sudah malam. " Ucap Bagaskara lembut ke anak bungsu nya.

    Zayana pun mengangguk dan berjalan ke arah kamar nya yang berjejer dekat dengan kamar kembaran nya. Saat Zayana menaiki tangga dan bersitatap dengan kembaran nya, Zayana langsung memasang wajah acuh.

    Zanaya berbalik badan hendak menyusul kembaran nya namun perkataan Bagaskara menghentikan langkahnya.

    "Saya belum suruh kamu pergi"

    "Apa kamu dengar saya?? Sini kamu!! "

    Dengan terpaksa Zanaya menuruti perintah Bagas.

    "Sudah saya bilang jangan bawa-bawa anak saya pergi keluyuran sama kamu. Saya gak mau anak saya punya sifat kayak kamu, " Ucap Bagaskara geram, dengan menunjuk wajah Zanaya.

    " justru Zayana lah yang ngajak aku pergi, " Jawab Zanaya menatap mata tegas papa nya.

    "Sudah pandai mengada ngada kamu ya, " Ucap Bagaskara dengan menekan kuat dagu Zanaya.

    Walaupun sakit yang Zanaya rasakan, ia harus menahan segala nya. Ia harus kuat. Bukan kah sudah biasa mendapat perlakuan seperti ini.
Dengan kasar Zanaya menghentak kan tangan Bagas yang menekan kuat dagu nya, dan menatapnya tajam.

Twins Za (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang