11. Aktor sesungguhnya ʚ❁

32 10 0
                                    

𝙵𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊!🕊️

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊🍀
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊
𝚃𝙸𝙽𝙶𝙶𝙰𝙻𝙺𝙰𝙽 𝚅𝙾𝚃𝙴 𝙳𝙰𝙽 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽
.
.
.
.
.

Bagaskara, mama Novi, dan Zayana sedang duduk santai di ruang keluarga membicarakan tentang bisnis Bagaskara yang di luar kota kemarin.

Zanaya tanpa menoleh, berlalu begitu saja melewati mereka.

"Kamu pergi sama kakak juga tadi? " Tanya Bagaskara pada Zayana yang sedang menyenderkan kepala manja di bahu nya.

"Engga. Ana tadi pergi berdua sama Alga, "

"Papa tau ga tadi kak Aya balapan di sirkuit," Ucap Zayana menatap papa nya serius.

"Apaa? " Dengan murka, Bagaskara menuju lantai atas ke kamar Zanaya.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠𝙠....

Bagaskara membuka kasar pintu kamar Zanaya, membuat Zanaya yang baru saja mengganti pakaian nya jadi terkejut.

"Gimana balapan nya tadi? Menang? " Tanya Bagaskara dingin.

"Maksud papa?? " Balas Zanaya tak mengerti.

"Tadi kamu balapan di sirkuit kan? Jadi papa tanya kamu menang engga? " Ulang Bagaskara.

"Aya ga balapan pa. Aya cuma nonton aja tadi, " Jawab Zanaya.

"Halah jujur aja kak, tadi jelas-jelas gue liat kakak balapan kok, " Ucap Zayana ikut memasuki kamar Zanaya.

"Ehh bangsad. Lo buta atau pikun? Jelas-jelas tadi yang balapan itu Alga sama Axel, " Ucap Zanaya ngegas.

"Kasar sekali ucapanmu Zanaya, " Kata Bagaskara melangkah mendekati Zanaya dan menarik tangannya.

Dengan kasar Bagaskara menyeret lalu mendorong Zanaya, sampai Zanaya jatuh bersimpuh di depan Bagaskara.

Bagaskara melepas ikat pinggang dan mengayunkan dengan keras ke punggung Zanaya.

𝘾𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠𝙠...

𝘾𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠𝙠...

𝘾𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠𝙠...

Bagai hewan peliharaan yang pembangkang, Bagaskara tanpa ampun mencambuk punggung Zanaya.

Zanaya berusaha menahan tangis, walaupun rasa pedih menjalar di seluruh tubuh nya.

"Ayoo lagi pa! Kenapa papa berhenti? Ayo cambuk Aya lagi pa! Sampe Aya mati. Biar papa puas, " Kata Zanaya menatap nyalang papanya.

𝘾𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠𝙠..

𝘾𝙡𝙚𝙩𝙖𝙠𝙠...

Dan lagi. Zanaya mendapat cambukan di kaki nya. Tanpa ampun Bagaskara menarik kuat rambut Zanaya, menarik nya menuju kamar mandi.

Dengan kasar Bagaskara memaksakan Zanaya berdiri, walaupun kaki Zanaya sudah di penuhi cairan merah pekat, yang merembes dari luka cambukan tadi.

Bagaskara dengan kuat mencengkram rambut pendek Zanaya dan menenggelamkan wajah Zanaya ke dalam bak yang di penuhi air.

Zanaya berusaha memberontak. Namun, usahanya sia-sia, karena tentu saja kekuatan papa nya akan lebih kuat.

Bagaskara menarik sesaat rambut Zanaya. Dengan serakah Zanaya mencoba menghirup oksigen lagi. Namun, belum sempat Zanaya bernafas normal, Bagaskara kembali menenggelamkan wajah Zanaya dan menarik nya kembali.

Twins Za (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang