14. kembali lagi ʚ❁

38 10 0
                                    

𝙵𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊!🕊️

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊🍀
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊
𝚃𝙸𝙽𝙶𝙶𝙰𝙻𝙺𝙰𝙽 𝚅𝙾𝚃𝙴 𝙳𝙰𝙽 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽
.
.
.
.
.


Setelah dua hari lama nya Zanaya tidak sekolah karena sakit dan selama itu pula Zanaya tinggal di rumah mama Rita.

Malam hari Zanaya baru kembali ke kediaman Bagaskara. Tanpa mengetuk pintu Zanaya langsung masuk ke dalam rumah, ternyata rumah tak di kunci. Keadaan di dalam rumah pun sangatlah sepi. "Kemana mereka semua? Kenapa ninggalin rumah tanpa di kunci? " Batin Zanaya bertanya-tanya.

"Akkkkk!!"

"Malingg!! "

"Keluar kamu, atau saya pukul pakai panci ini! "

"Huaaaa..malinggg, " Teriak bi Asih dengan menggenggam kuat gagang panci di tangan nya, sesekali tangan nya bergetar karena takut.

Zanaya langsung menutup kuat telinganya saat mendengar teriakan mematikan bi Asih, sungguh rasanya mau pecah gendang telinga ini. Dilihatnya bi Asih berdiri bergetar di dekat pintu ruang makan.

Bi Asih tidak mengetahui sebenarnya yang berdiri di depan pintu ini adalah Zanaya. karena penampilan Zanaya yang serba hitam, celana jeans hitam, tudung hoodie hitam yang menutup kepala, pantas saja bi Asih mengira ia maling.

"Serahkan semua nya! " Ucap Zanaya dengan suara pelan, namun dapat di dengar jelas oleh bi Asih.

Zanaya mulai maju satu langkah dan bi Asih mundur satu langkah—dua langkah—tiga langkah.
Dan hampir mendekati bi Asih, Zanaya berlari menerjang bi Asih dan memeluknya erat.

"Serahkan semua makanan mu, bi. Aya lapar, " Ucap Zanaya lembut di pelukan bi Asih.

Bi Asih membolakan mata terkejut, segera ia menjauhkan wajah seseorang yang memeluknya dan memastikan bahwa itu benar Zanaya.

"Ya Allah nengg, hampir aja bibi mati jantungan, "

"Neng dah sehat? bibi kangen, " Ucap bi Asih kembali memeluk Zanaya dan menghujani pipinya dengan ciuman.

Bahkan orang lain lebih perhatian padanya daripada orang tua sendiri. Lihat saja dimana mereka sekarang? Bahkan mereka tidak peduli Zanaya sudah kembali.
Zanaya menitikkan air mata mengingat hal itu.

Zanaya perlahan melonggarkan pelukannya. "Bi, Aya lapar lho, " Cicit Zanaya sembari memegang perutnya.

"Oiya iyaa neng, ayo sini makan, " Bi Asih menggandeng tangan Zanaya menuju meja makan.

"Makanan nya masih utuh neng, karena tuan, nyonya, sama neng Ana tiba-tiba aja tadi bilang mau makan di luar, " Sambungnya sembari menyendokkan nasi ke piring Zanaya.

"Bibi tumben belum pulang? biasanya pulang jam enam sore, " Tanya Zanaya

"Oohh, jadi neng nyuruh bibi pulang nih? " Balas bi Asih pura-pura merajuk.

"Engga lah bii, "

"Bibi nungguin neng Aya, bibi kangen, " Ucap bi Asih menatap Zanaya sendu.

"Kata tuan, bibi sekarang tinggal disini aja karena suami bibi juga kan kerja disini, " Sambung bi Asih.
Zanaya hanya manggut-manggut dengan jawaban bi Asih.

Selesai dengan kegiatan makan nya, Zanaya duduk asik di depan TV, dengan menonton film aksi kesukaannya dan ditemani segunduk camilan.

Terdengar suara motor mendekati pekarangan rumah Bagaskara. Namun, di abaikan Zanaya, ia masih asik dengan film dan camilannya.

Twins Za (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang