24. Penuh Khawatir ʚ❁

24 8 0
                                    

𝙵𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊!🕊️

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊🍀
𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊
𝚃𝙸𝙽𝙶𝙶𝙰𝙻𝙺𝙰𝙽 𝚅𝙾𝚃𝙴 𝙳𝙰𝙽 𝙺𝙾𝙼𝙴𝙽
.
.
.
.
.

Axel ikut membungkuk kan badan di depan Zanaya dan menyentuh pundak Zanaya yang bergetar kuat, "maaf Aya. Gue ga bermaksud,,, "

Belum selesai Axel melanjutkan kata-kata nya, tiba-tiba saja badan Zanaya menjadi lemas dan ambruk di pelukan Axel. Cukup terkejut karena Zanaya yang tiba-tiba pingsan, Axel menepuk-nepuk pipi Zanaya dengan perasaan yang tak karuan.

Melihat Zanaya yang tiba-tiba pingsan, Angela, Riza, dan Alga, langsung berlari menghampiri nya.

"Aya kenapa? " Tanya Riza penuh khawatir.

"Gue ga tau, tiba-tiba aja Aya pingsan, " Sahut Axel

Tanpa mengucap kan kata-kata apa pun, Alga langsung menggendong badan mungil Zanaya ala bride style, dan berjalan meninggal kan mereka.

Kalau di keadaan seperti ini Axel harus menurunkan ego nya, ia tak boleh marah apalagi cemburu saat Zanaya berada di pelukan Alga.

"Ayo kita bawa Aya ke rumah sakit, " Ucap Axel mengimbangi langkah Alga yang berjalan lebih dulu.

Alga menyerahkan kunci mobil nya ke Axel, "lo yang nyetir. " Ucap Alga.

Axel mengangguk dan langsung membuka kan pintu mobil untuk mereka.

Tak mau ketinggalan, Zayana langsung bersiap duduk di samping Alga dan menggandeng manja tangan Alga. Namun, hanya raut wajah datar yang di perlihat kan Alga. Alga masih saja sibuk dengan keadaan kembaran nya, Zanaya.

Alga menyandarkan kepala Zanaya ke pundak nya. Terlihat jelas wajah Zanaya yang begitu pucat dan bibir kering yang mengelupas. Alga membelai lembut kepala Zanaya, ternyata suhu tubuh Zanaya juga sangat hangat. Tangan Alga berpindah ke kening Zanaya untuk memeriksa suhu tubuh nya, dan benar saja Zanaya demam.

Tak mau Zanaya lebih lama pingsan, Axel melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Perasaan khawatir mengalahkan segala nya. Tak ia hiraukan jika ada polisi yang mengejar nya karena ugal-ugalan, yang terpenting sekarang adalah keadaan Zanaya.

"Hehh, lo bawa mobil yang bener dong! Perut gue pusing ini. Kalau gue muntah, salah lo, " Omel Riza yang duduk di samping kemudi.

"Kalau lo bisa diem, gue bakal bersyukur, " Sahut Axel dingin.

Seolah tersihir dengan kata-kata Axel, Riza langsung tutup mulut, tanpa protes sama sekali. Seperti nya Riza memang harus menghilangkan sifat rempong nya ini.

Zanaya perlahan membuka mata, tangan nya mencengkram kuat akar rambut, masih ia rasakan kepala nya yang terus saja berdenyut pusing.
Tersadar, ternyata ia sedang bersandar di pundak seseorang selain Axel dan sudah tidak berada di pantai. Zanaya langsung menegakkan tubuh nya dan sedikit meringsut menjauhi Alga.

Alga yang menyadari ternyata Zanaya sudah sadar, langsung menggenggam kedua tangan Zanaya, "lo ga papa? "

"Axel mana? Axell!!" Tanya Zanaya seperti orang linglung mencari Axel.

"Heyy heyy, aku di sini, " Sebelah tangan Axel mengarah ke belakang untuk menggenggam tangan Zanaya.

Axel menepikan mobil dan berhenti di pinggir jalan, "Lo ga papa? " Tanya Axel khawatir dengan membelai lembut tangan Zanaya.

Zanaya mengangguk dengan senyuman tipis di bibir nya. Axel sama sekali belum bisa menghirup nafas lega. Karena ia sangat paham, pasti senyuman itu palsu, anggukan kepala nya palsu. Zanaya tidak baik-baik saja.

Twins Za (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang