• Prolog •

902 61 0
                                    

Buat dirimu senyaman mungkin untuk menikmati cerita ini. Selamat membaca-!^^


***


Anetta mengamati dua orang yang kini berlarian di pinggir pantai. Wanita pucat itu tersenyum melihat tawa yang terukir dari keduanya, Reylia dan Redinal. Entah kenapa ia merasa ikut bahagia. Ia tak jadi pergi karena keberangkatannya ditunda sampai esok. Maka untuk menikmati waktu senggangnya, wanita itu kembali memperhatikan dua insan yang telah membantunya selama ini.

"Misiku selesai kan?" beonya sembari menoleh pada makhluk kecil bersayap yang duduk di sampingnya.

"Belum."

Anetta mengernyit, membuat makhluk biru kecil itu tertawa pelan. "Tinggal mengurus kehidupanmu. Antara ingin hidup kembali atau pergi ke langit."

Wanita pucat itu menghela napas, lalu memandang ke arah laut. "Bisakah aku kembali menjadi manusia biasa? Setidaknya berada di belahan dunia lain yang tidak pernah aku temui sebelumnya."

"Ah, tapi aku kembali saja bukan?" Peri biru itu terkekeh, ia tau bahwa Anetta ingin menikmati kehidupannya sekali lagi. Ingin memperbaiki sifatnya pada kehidupannya yang lalu.

Makhluk biru kecil itu mengangguk-angguk. "Kau mau tau ke mana kau bisa pergi dan mempelajari bahasa baru?"

Anetta menggeleng, "Ke mana?"

"Tutup matamu dan bayangkan hal apa yang kau inginkan di depan sana."

Tanpa disuruh dua kali, Anetta menutup matanya. Bersamaan dengan itu, cahaya biru seolah membungkus tubuh wanita itu. Dan lama-kelamaan menghilang, berganti dengan cahaya putih cerah.

"Sebutkan keinginanmu!" titah si makhluk biru.

"Aku ingin kehidupan yang damai dengan sepasang orang tua kaya!" seru Anetta dengan lantang.

"Permintaan diterima. Bersiaplah dalam hitungan mundur, dimulai dari tiga ...."

Anetta tersenyum dengan mata terpejam, menunggu hitungan mundur tersebut. "Secepat itu?"

"Dua ... dan ...."

"Satu."

Cahaya putih itu semakin terang, menyilaukan mata. Semakin lama berubah redup, dan tubuh Anetta juga menghilang dari pandangan.

Slap!

***


"NETTA! BANGUN LO!"

Eung ... Anetta mengucek matanya, sembari menyingkap selimut.

"NETTA! UDAH PAGI WOI! BANGUN!"

Suara gedoran pintu membuat gadis berusia 17 tahun itu berdecak. Baru berniat bangkit dari ranjang, ia teringat bahwa tadi ia bukan berada di kamar, melainkan pantai. Namun, sekarang ....

Anetta melirik sekitar, dan ....

"UWAAAAAH!"

***





Diketik : 313 kata

Diharapkan menekan bintang dan meluweskan jari untuk berkomentar yang baik dan sopan; Terima kasih.

Transmigrasi : Anetta's Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang