1. Ajakan Gila

766 88 1
                                    

"Aku senang akhirnya kamu datang..."

Pria yang duduk di depannya hanya menatap malas pada wanita yang kini mengukir senyum lebar juga menggoda. Jangan lupakan pakaian kurang bahan wanita itu yang bukannya membuat pria di depannya yang menatapnya tertarik. Yang ada pria itu malah tampak jijik dan risih. Apalagi saat melirik sekeliling yang tak menemukan siapa pun kecuali asistennya yang berdiri di belakangnya. Yang sejak tadi terlihat waspada.

"Abhy.." Sambung wanita itu. Yang seketika membuat pria yang dipanggil Abhy mendesis tak suka. Dia benci ketika ada wanita yang menyebut namanya dengan nada menjijikan seperti itu. Bahkan bulu kuduknya seketika berdiri. Dia merinding.

"Kamu tahu-"

"Katakan!"

Wanita yang Abhy tahu namanya bernama Mawar itu berdesis mendengar nada suara Abhy yang sinis. Namun seakan tak peduli, Abhy segera bangkit dari duduknya. Membuat wanita itu ikut bangkit dengan buru-buru dan secepat kilat menahan tangan Abhy yang sudah berjalan pergi.

"Nona!" teguran asisten Abhy yang secepat kilat menahan tangan wanita itu, juga menjauhkannya dari Abhy sama sekali tak membuat Abhy puas. Dia semakin berdesis marah dan juga tampak kesal.

"Lepas!" Jeritnya melengking. Begitu memekakkan telinga juga membuat sakit kepala.

"Abhy..." Teriaknya lagi saat Abhy memilih meraih sapu tangan dari saku jasnya. Mengusap punggung tangannya yang sempat disentuh wanita yang sejak tadi bahkan membuatnya muak dan sakit kepala. Namun dia masih menahan diri untuk tidak memaki juga membuat perhitungan pada wanita itu.

"Abhy, kamu tahu jika kita akan dijodohkan, kan? Kamu-"

"Kamu kira saya akan tertarik di jodohkan dengan wanita-" Dengan sengaja Abhy menggantungkan ucapannya. Menatap wanita di depannya dari atas hingga bawah dengan tatapan menilai. Lalu. "Sinting sepertimu?" Abhy berdesis sinis. Yang membuat wanita bernama Mawar itu terbelalak lebar. Tidak menyangka jika dia akan mendengar ucapan penuh kesinisan dari pria yang terkenal akan pesona juga kekayaannya. Mungkin jika pria itu dingin dan tak tersentuh dia percaya, namun dia masih tidak menyangka jika pria itu bahkan berbicara tanpa basa-basi dengannya. Membuat Mawar hanya bisa mengangakan mulutnya tak percaya.

Tanpa menghiraukan wanita di depannya yang masih tampak syok, Abhy memberi isyarat pada asistennya untuk segera pergi. Dia melangkah lebih dulu, mengabaikan Mawar yang masih memanggil namanya dan memintanya untuk berhenti. Namun Abhy tahu jika wanita itu hanya bisa melakukan hal itu. Selain asistennya yang mungkin tidak akan melepaskannya dengan mudah. Abhy juga tahu jika dia harus segera tiba di mobilnya jika tidak ingin emosinya semakin tersulut karna wanita itu berani menyentuhnya tanpa permisi. Sedang dia tidak suka disentuh oleh wanita mana pun. Tidak suka dan tidak boleh ada yang menyentuhnya.

***

Abhyasa Ardata, dia cukup tampan untuk ukuran laki-laki yang pernah Anye kenal. Setidaknya itu yang ia lihat untuk pertama kalinya saat melihat pria itu.

Dia terkenal begitu tenang dan memiliki pengendalian diri yang baik jika di muka umum. Juga pria itu tidak banyak bicara, namun yang Anye dengar dari ibunya yang telah bekerja hampir setengah hidupnya di sana. Yang sering menceritakan tentang putra bungsu majikannya itu. Pria itu tidak suka beramah tamah jika berada di rumah, tidak suka di dekati orang asing. Juga tidak suka jika ketenangannya diusik meski hanya dengan tatapan atau lirikan saat pria itu berada di ruangan atau sedang melakukan sesuatu. Namun Anye tahu jika pria yang masih berstatus lanjang dan kaya raya itu sangat angkuh dan sombong. Mungkin karna itu pria itu bisa bersikap semaunya dan seenaknya. Dia memiliki segalanya, ditambah pria itu bahkan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu termasuk wanita. Jelas akan ada banyak wanita yang berlomba-lomba mendekatinya. Dengan gelar yang pria itu punya, kekayaan juga segalanya. Kini Anye hanya bisa menatapnya dari jauh.

The WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang