6. Janji

456 74 5
                                    

"maapkan typo dan selamat membaca "

Jaemin tersedar dari lenanya yang terasa begitu lama. Dia mengedipkan matanya beberapa kali sebelum mendudukkan dirinya di tepi kasur. Tangan kecilnya mengusap-usap matanya lalu dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Dimana-? "

"Kau sudah bangun? Apa kau mau makan? Aku ada bawa makanan, ayo makan bersama, Jaemin "  bilang Jeno sambil meletakkan nampan di atas meja kecil berdekatan Jaemin.

Jaemin hanya membalas dengan isyarat kepala lalu ikut duduk di samping Jeno. Anak itu menatap polos makanan di hadapannya. Sepertinya, dia belum sepenuhnya bangun dari alam lena. Jeno yang melihat Jaemin seperti itu tertawa kecil. Riak wajahnya terlalu lucu sehingga membuatkan tangannya menarik pipi yang kemerahan itu.

"Kenapa melamun? Ayo makan Jaemin" ujarnya sambil mengelus kepala Jaemin.

"Mm... " Jaemin kemudian mulai mengambil makanan di hadapannya lalu di makan sedikit-sedikit.

Jeno tersenyum melihat anak itu makan. Dia menghela nafas pendek lalu mulai memikirkan sesuatu. Perkara yang sedang membebani isi pikirannya. Berkaitan saudara Jaemin, apa tiada cara untuk menghentikan mereka? Jika Jeno bertindak sendiri, tentu saja nasib malang akan menimpanya. Jeno kemungkinan bakal di pulaukan atau malah bakal dihukum jika menyebelahi Jaemin.

"Jaem, kau... " Jeno terhenti sejenak saat sepasang bola mata indah di sampingnya itu menatapnya dengan begitu polos.

"Berjanjilah padaku, kau akan menjadi kuat dan tidak akan membiarkan siapapun menindas dirimu... Jika kau berjaya menunaikan janji ini, aku bakal menuruti segala permintaan mu. Pegang kata-kata ku ya? " ujar Jeno dengan nada sedikit tegas.

"Yang bener hyung?! Tentu saja! Hyung lihat saja nanti, aku bakal menjadi pria terkuat di kerajaan ini! Dan jika saat itu tiba, aku harap kau tidak akan menarik balik kata-kata mu " Kata Jaemin sambil memeluk Jeno erat.

Jeno terkekeh mendengarnya. Dia tau, Jaemin sudah pasti bakal menjadi pria terkuat di kerajaannya itu. Karena dia sudah mengkaji segalanya dan tau pengakhiran cerita ini. Di mana dia bakal mati dengan sangat mengenaskan, tapi Jeno merasakan bahwa dia bisa mengubah kisah hidupnya dengan mencoba untuk tetap berada di sisi Jaemin buat sementara waktu.

Jika sudah tiba saatnya dia pergi, maka Jeno akan pergi menghilang buat selamanya.

"Iya, kau juga harus menunjukkan kemampuan mu. Jika kau gagal, maka hyung tidak akan berada di sisi mu lagi, ingat itu! " ujar Jeno dengan raut wajah serius.

Air muka Jaemin langsung berubah. Matanya berkaca-kaca sambil melihat ke arah Jeno. Bibirnya bergetar, badannya juga kaku. Dengan suara serak, dia berkata,

"K-kau mau meninggalkan ku hyung? J-jangan... Tolonglah, hanya kau saja yang menjadi semangatku untuk teruskan hidup... Kalau kau tiada, aku... Aku- " Suara Jaemin tercekat di tenggorokannya. Nafasnya juga semakin laju, tangan kanannya menggenggam erat lengan baju Jeno.

Jeno tersentak melihat anak itu diserang rasa panik. Tanpa menunggu lama, Jeno segera menarik Jaemin ke pelukannya.

"Tidak! Maafkan aku, aku cuman bercanda... Buat masa ini... "

Nafas Jaemin beransur tenang. Anak itu sesekali mengusap air matanya lalu membalas kembali rangkulan Jeno. "Jangan tinggalin aku hyung... " lirihnya sayu.

Jeno menghela nafas pelan lalu menekup wajah Jaemin. "Iyaa... Jangan nangis lagi ya sayangnya hyung" jemarinya bergerak mengusap sisa air mata yang masih berada di pipi anak itu. Jaemin mengangguk pelan lalu mereka kembali melanjutkan sesi makan yang sempat tertunda tadi.

THE SCUMBAG-KING [Jaemjen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang