9 : yahhh, penonton kecewa ygy

339 52 8
                                    

[mau hiatus, niatnya gamau balik lgi sih] ;(

'Maapkan typo dan selamat membaca.'

...

"hyung, ingatlah... Jika dia benar-benar sudah melampaui batasnya, segera mencariku, aku akan datang pada kalian. " ucap Jeno tegas. Dia memeluk kedua hyungnya itu sebelum menghantar mereka ke gerbang pembatas.

Jeno memerhatikan bayangan keduanya menghilang di balik pohon-pohon besar yang tumbuh menutupi perdesaan itu. Hatinya resah memikirkan apa saja yang baru dia dengarkan sebentar tadi. Sepertinya Jaemin benar-benar ingin Jeno dibawa menghadap di hadapannya. Taeyong ada bilang jika Jaemin telah membuat pengumuman di hadapan ramainya warga, "jika ada yang menemukan Lee Jeno, dia akan diberikan hadiah berupa kekayaan yang tiada tara". Dia juga mendeskripsikan beberapa detail tentang penampilan Jeno agar warga mudah untuk menemukannya. Hal paling menakutkan Jeno adalah, Jaemin menyebutkan tentang tahi lalat serta senyumannya. 

Bukan apa-apa, tapi jika dia sudah menyebutkan soal senyuman bulan sabitnya serta tahi lalat di bawah mata kanannya, Jeno akan sedikit kewalahan. Sekarang, dia harus lebih berhati-hati jika mau keluar rumah atau desa. 

Jika kalian mau tau, Jeno terkadang keluar desa buat mencari obat-obatan untuk warga tua di sana. Maklumin saja, desa mereka kecil dan bahan untuk meracik obat terbatas . Jeno sebagai sosok yang sentiasa prihatin pada orang, mencoba sebaik mungkin untuk membantu mereka. 

Jeno kembali ke rumahnya lalu duduk termenung di kamarnya. Dia mengelus rambut halusnya sambil memikirkan cara agar kegilaan Jaemin tidak memusnahkan dirinya serta ahli keluarganya. "apa benar Jaemin masih berdendam padaku? Terakhir kali, dia meminta aku untuk berjanji tidak meninggalkannya, aku mengkhianatinya... tapi itu semua demi kebaikannya juga" pikir Jeno. 

"AAARRGHHH-!" dia berteriak kesal sambil meremas rambut hitamnya. Tidak lama, dia mendengar seseorang di luar memanggilnya dengan cemas.

"Jeno! Tolong! K-kepala desa-!" 

Jeno yang mendengar suara terputus itu segera berlari keluar untuk melihatnya. Sebaik saja dia berdiri di pintu, dia melihat seorang gadis cantik sedang menyeka keringatnya dengan nafas yang masih tidak teratur. "Yun-ah? ada apa?? kenapa kau berlari ke sini? " tanya Jeno ikut cemas. Dia menyarung sandalnya lalu pergi mendapatkan gadis cantik itu.

"K-kepala desa! Dia tiba-tiba saja tidak sadarkan diri..dan..dan-" kata-kata gadis itu berantakan. Matanya basah seperti bersedia untuk mengeluarkan butiran air mata. 

"okay, baiklah. Kamu tenang dulu dan pulanglah ke rumahmu, aku akan pergi memeriksanya." ucap Jeno tenang sambil menyeka keringat di pelipis gadis itu. Yang lebih muda tersipu malu, dia berfikir jika penampilannya pasti sangat berantakan sekarang. Sangat tidak terlihat elegan di depan seorang pangeran berkuda putih.

Yun, gadis muda itu patuh pada perintah Jeno lalu kembali pulang ke rumahnya. Jeno pula langsung bergegas ke lokasi rumah kepala desa. Saat dia tiba di perkarangan rumah, dia dapat mendengar suara isak tangis milik isteri sang kepala. Begitu saja dia masuk, dia melihat persis apa yang dikatakan Yun tadi.

"Ibu..." panggil Jeno pelan. 

Wanita yang dipanggil itu melirik ke sampingnya lalu berlari memasuki pelukan Jeno. Wanita tua itu, yang sering dipanggil nenek Kim, isteri kepada sang kepala desa dan juga sosok ibu yang selama ini merawat Jeno, menangis semahunya di dalam dakapannya. Hati Jeno tersentuh, walaupun wanita itu bukan ibu aslinya, dia tetap dapat merasakan betapa sedihnya dia saat melihat suami tercintanya terbaring lemas tidak sadarkan diri. 

Mereka berdua tidak punya cahaya mata. Sejak Jeno tiba di desa tersebut, merekalah yang telah mengangkat Jeno sebagai anak angkat dan merawat Jeno sehingga dia tumbuh dewasa. Jasa mereka tidak terhitung banyaknya. 

THE SCUMBAG-KING [Jaemjen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang