11 : Rawrrrr

614 80 16
                                    

postin update terakhir ku, 100 follower aku bakal kembali]

PERINGATAN! Mungkin ada sedikit adegan 'ekhem'. Hati-hati ya!

'Maapkan typo dan selamat membaca'

...

Perjalanan mereka hanya di temani suara injakan kaki kuda. Sesekali Jaemin akan bersenandung riang di belakang Jeno. Posisi mereka, Jeno duduk di bahagian depan dan Jaemin memeluk tubuhnya dari belakang. Satu tangannya masih bertaut erat di telapak tangan Jeno. Ingin saja dia berteriak 'Lepaskan tanganmu dari tubuhku sialan! Kenapa kau malah sok akrab denganku?!', sekali lagi, Jeno hanya bisa patuh dengan kehendak raja gila itu. Bukan apa, dia masih kesal dengan tindakan bocah satu ini. Kenapa harus melibatkan keluarganya jika dia bisa mendapatkan Jeno sendiri?

Selama mereka di jalan, warga sekitar terus menatap keduanya. Jaemin yang terus saja memeluk dan menyandarkan kepalanya di ceruk leher Jeno dan wajah Jeno yang berubah pucat. Sepertinya penyakitnya tiba-tiba kambuh. Dia merasa seperti ingin muntah, keringat dingin membasahi jidatnya. Persetan soal Jaemin yang terus saja mendusel padanya. Jeno sudah tidak dapat mengekalkan kesadarannya. 

Tubuh badannya melemas ke dalam pelukan Jaemin. Raja itu mengerutkan alisnya lalu menarik wajah Jeno untuk dilihatnya. "Jeno...?" Matanya turun ke bibir pucat serta keringat dingin yang terus mengalir di wajah Jeno. 

"Aku akan ke istana, kalian uruskan perihal Jeno pada warga" tanpa menunggu balasan pengawalnya, Jaemin mengambil alih tali di tangan Jeno lalu segera mengarahkan kuda itu untuk berlari. Rahangnya terketap erat dengan alis yang menukik tajam. 

Saat mereka tiba di istana, Jaemin mendukung Jeno masuk ke dalam kamarnya. Doktor khas di istana itu dipanggil untuk memeriksa keadaan Jeno. Tangannya terus mengepal selama melihat Jeno yang terkulai lemas tidak sadarkan diri di atas kasurnya. Mendengar nafas berat milik Jeno, Jaemin semakin tidak tenteram. Rasanya seperti dia bisa gila dalam waktu sekejap. 

"Yang mulia, dia hanya mengalami demam biasa karena kekurangan istirahat. Dua atau tiga hari lagi, dia bakal sembuh seperti biasa. Jangan lupa berikan obat ini kepadanya untuk dimakan 3 kali setiap hari. " doktor tersebut menyerahkan sebotol obat di tangan Jaemin lalu pamit pergi.

Jaemin melirik sebentar kepergian doktor tersebut lalu duduk di sisi kasur. Jari panjangnya bergerak mengelus surai Jeno yang basah karena keringat. "Maafkan aku... Ini semua salahku..." ujarnya sedih. Ujung matanya terlihat basah, seperti ingin menangis pada saat itu. Bibirnya juga bergetar menahan emosi yang sedang berusaha untuk keluar. 

Jaemin merebahkan tubuhnya di samping Jeno lalu memeluk pinggangnya erat. Wajahnya di sembunyikan di ceruk leher lelaki itu lalu dia ikut memejamkan matanya. "Aku akan merawatmu Jeno..." ucapnya lagi sebelum kesadarannya sepenuhnya hilang.

Jeno akhirnya tersadar dari pingsannya. Tubuhnya terasa panas, pinggangnya seperti dipeluk seseorang. Dia melirik ke sampingnya dan menemukan Jaemin yang tertidur nyenyak. Melihat wajah tenang itu, bibir Jeno membentuk sebuah senyuman hangat. Tangan satunya terangkat untuk mengelus rambut hitam Jaemin. "Kau tertidur sambil memelukku, bagaimana kalau demamku berpindah ke tubuhmu?" bisik Jeno. Dia terus saja mengelus kepala anak itu. Walau bagaimanapun, dialah yang menemani dan menceriakan hari-hari Jaemin dulu, walaupun itu hanya sebentar. Cuma dirinya yang telah melihat senyuman cantik dari lelaki yang sedang memeluknya itu.

Jeno mencoba untuk bangun dari posisinya. Kepalanya terasa seperti ingin meledak, tanpa sadar, bibirnya mengeluarkan suara ringisan "sstt.. akhh..." . Pergerakan serta suaranya menarik keluar Jaemin dari alam mimpinya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE SCUMBAG-KING [Jaemjen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang