Part 23 - Kesepakatan

601 90 4
                                    

Part 23 - Kesepakatan

Julia sedang memperhatikan Allen yang sibuk bermain dengan Finn. Lelaki itu mengantarkan Julia pulang sambil mengunjungi Finn, dan wanita itu tidak bisa menolak karena mobilnya sedang dalam perbaikan di bengkel.

Suara Finn dan Allen bergema di ruangan itu. Finn baru selesai mandi dan makan, dan sebentar lagi dia akan tidur.

Sementara itu, Julia sibuk menyiapkan makan malam di dapur. Saren sedang istirahat di kamarnya, karena menjaga Finn seharian penuh sangat menguras tenaga.

Sejak Allen menjaga bayi itu, baik Saren maupun Julia tidak pernah mendengar Finn menangis. Meskipun sedang pilek, itu tidak menghambat permainan mereka.

"Finn udah ngantuk, heum?" tanya Allen sambil mengelus-elus kepala Finn.

Bayi itu berbaring terlentang dan menguap, menggaruk-garuk kepala, dan napasnya naik turun dengan kasar.

Allen terkekeh, menundukkan badannya untuk mencium bayi tersebut. Lalu dia bangkit dan mengangkat Finn bersandar di bahunya. Menimang-nimang dengan penuh kasih membuat Finn sangat nyaman.

Sama sekali tidak rewel. Allen bersenandung sambil bergerak pelan-pelan. Perlahan-lahan, Finn tidur pulas. Dia tidak merasa terganggu saat Allen meletakkannya di boks bayi. Finn hanya menggeliat kecil, lalu memutar badannya menghadap ke samping.

Allen menutup badannya hingga dada. Pria itu tersenyum lembut, memandang Finn tidak jemu-jemu. Alangkah manisnya bayinya itu. Allen merasa Finn tumbuh dengan sangat cepat.

Dirasa Finn sudah pulas, Allen mengecup dahinya dan kemudian menghampiri Julia di dapur. Wanita itu sedang menyusun makanan di meja.

"Finn sudah tidur?" tanya Julia berbasa-basi.

"Iya," jawab Allen. "Kamu sudah selesai masak?"

"Ya," Julia mengangguk ragu. "Kamu sudah lapar? Aku masak buat tiga porsi."

Senyum Allen tersungging di wajahnya. Ajakan makan malam secara tidak langsung. Tentu saja Allen tidak akan melewatkan kesempatan ini.

"Terima kasih," ucap Allen, tanpa ragu duduk di seberang Julia. Wanita itu meletakkan teko di depannya dan melirik ke arah ruang tamu.

"Aku mau memanggil Saren," ucap Julia. Dia segera pergi meninggalkan dapur menuju kamar Saren.

Gadis itu tengah tidur pulas. Julia kembali ke dapur tanpa mengganggu istirahat gadis muda itu.

"Di mana Saren?" tanya Allen.

"Dia sedang tidur. Biarkan saja, nanti dia akan makan lagi kalau sudah bangun," jelas Julia.

Wanita itu duduk di seberang Allen. Mengisi piring dengan nasi dan lauk, lalu mengangsurkan pada lelaki di seberangnya.

Allen menerima dengan suka cita dan mengucapkan terima kasih. Senyumnya kembali terbit di wajah. Allen sangat senang, terlihat seperti hubungan mereka baik-baik saja.

"Gimana tawaranku waktu itu?" tanya Allen beberapa saat kemudian.

Julia berhenti mengunyah makanan di mulutnya. Dia sedang memikirkan bagaimana caranya menyinggung masalah tawaran itu, karena Julia bersedia menerima. Tetapi dia terlalu gengsi untuk memulai duluan.

"Mbak Zinnia datang ke sini?" tanya Julia.

Allen tersenyum kecil, menangkap persetujuan dari Julia. "Iya, nanti bareng aku ke sini. Kamu nggak usah bawa mobil ke kantor. Kita bareng aja." jelas Allen.

"Mbak Zinnia beneran mau?"

"Mau. Aku udah ngomong."

"Gajinya gimana?"

BROKEN VOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang