Hidup dalam bayang-bayang seseorang yang sudah mati, menjadi target pembalasan dendam yang entah apa penyebabnya.
Raerin, seorang gadis cantik penyuka angin malam dan hobby menulis cerita novel itu harus dihadapkan pada kenyataan yang pahit, aneh da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rey gagal, gagal melindungi orang yang dirinya sayangi lagi.
Rey marah kepada dirinya sendiri saat Rey selalu kalah satu Langkah.
Matanya bisa dengan jelas melihat Zaku menembakkan pistolnya kepada Raerin, Rey juga bisa melihat darah dari dada Raerin yang keluar banyak bahkan mengotori wajah Zaku disana.
Dan terakhir, Rey bisa melihat bagaimana tubuh Raerin terjun bebas ke arah jurang. Bagaimana mata Raerin yang menatapnya sendu.
"No Raerin, jangan dilepasin!"
"Lepasin Rey..." ucap Raerin pelan.
Bagaimana Rey bisa melepaskan Raerin dan membiarkan istrinya jatuh ke jurang, bobotnya semakin berat saat Raerin juga memegangi tangan Zaku yang berada dibawahnya.
Pria itu sudah memejamkan matanya erat.
"Ayo Rey kita tarik." Jack membantu Rey, pria itu ikut memegangi tangan Raerin.
"Lepasin Rey Jack! LEPASIN!" teriak Raerin membuat Rey menggelengkan kepalanya.
"Gak mau." Gelengan kepala Rey menguat seiring dengan air matanya yang keluar.
"Biarin aku pergi Rey, aku mohon." Raerin juga menangis, wanita itu menatap mata Rey yang memerah.
"Jack tarik Jack." Rey menarik tubuh Raerin, pria itu semakin kesusahan karena harus menyesuaikan diri juga yang ada Rey dan Jack ikut jatuh ke bawah.
"Ingat, ada anak kita. Bertahan sekali lagi, aku mohon." Ucapan Rey membuat Raerin terdiam, pria itu Kembali menarik tubuh Raerin.
"Lepasin gua Raerin."
Mendengar suara parau Zaku, Raerin melihat ke arah pria itu.
"Enggak Zaku... gua gak bakal lepasin lu."
"Sorry Raerin, gua sayang sama lu."
"Zaku.. ZAKU!!" teriak Raerin saat Zaku dengan paksa melepaskan genggam Raerin, membuat tubuhnya terhempas kuat ke bawah.
Bisa Raerin lihat, mata Zaku saat terjun ke bawah menatapnya dalam. Tangisan Raerin mengencang saat melihat tubuh Zaku mendarat dengan kencang dan hancur dibawah sana.
"ARGHT! ZAKU! ZAKU!"
"Raerin hei sayang tenang." Rey sekarang bisa dengan mudah menarik Raerin ke arah atas.
Pria itu langsung saja memeluk Raerin erat, raungan Raerin masih terdengar jelas memanggil nama sahabatnya itu.
Perih rasanya hati Rey saat mendengar tangisan memilukan Raerin, pria itu juga menatap ke arah jurang dengan sendu.