“Lots of things can be fixed. Things can be fixed. But many times, relationships between people cannot be fixed, because they should not be fixed. You’re aboard a ship setting sail, and the other person has joined the inland circus, or is boarding a different ship, and you just can’t be with each other anymore. Because you shouldn’t be.” – C. JoyBell C.
.
.
.Ila menggigit kukunya yang termanikur sempurna. Sesekali, ia menggigit bibir yang terpoles lipstik merah manyala. Beberapa detik kemudian, ia memberanikan diri untuk menatapku, lewat cermin toilet, tapi hanya sedetik, ia menunduk kembali.
Gugup. Ia terlihat sangat gugup di bawah pengamatanku. Apalagi kami hanya berdua di toilet ini. Matanya berkaca-kaca. Mungkin ia tak nyaman dengan kebungkamanku. Memang lebih baik aku berteriak saja, sehingga Ila bisa tahu apa yang ada di dalam pikiranku. Tapi biarlah, kubiarkan ia menebak-nebak isi kepalaku.
Ila. Bagaimana bisa?
Kuingat, ia adalah anak yang sangat manis dan penurut. Gadis tercantik di keluarga besar kami. Ramah, supel dan baik hati. Aku tak pernah menyangka, ia akan melakukan hal ini.
Aku tak pernah menyangka melihat perselingkuhan dengan mata kepalaku sendiri.
"Maaf, Kak," bisik Ila canggung.
"Kau meminta maaf pada orang yang salah, La."
"Aku tahu..."
"Kenapa, La? Kau tidak seperti Ila yang kukenal."
Ila menatapku tajam. "Seberapa banyak kau mengenalku, Kak?"
"Aku ini sepupumu, La. Kita tumbuh bersama. Bahkan dulu kau lebih dekat denganku daripada dengan Tante Marissa, ibumu."
Ila mendengus, mengeluarkan suara isak tertahan.
"Oh ya? Apakah kau tahu, selama ini mama selalu menaruhku di bawah bayang-bayangmu, Kak?"
Aku membulatkan mata. "Apa maksudmu?"
"'Lihat Vio. Dia pintar dan rajin. Kamu harus seperti dia.'"
Ila menirukan intonasi suara Tante Marissa dengan sempurna.
"Lihat! Vio masuk universitas terbaik. Kau harus seperti dia!"
Kali ini deraian air mata tak bisa tertahan dari matanya. Memandangku dengan terluka. Ila...
"Atau saat kau bertunangan dengan pengusaha muda yang sukses, kau tahu apa kata mama? 'Kau harus mencari calon suami seperti dia'." Ila terisak keras. Bahunya bergetar hebat.
"Lalu apa salahku, Ila?" tanyaku.
"Aku tidak tahu, Kak. Aku tidak tahu..." Wajahnya masih tersembunyi di balik telapak tangan. Tapi kulihat buliran air mata, berkilau turun di dagunya.
"Aku mencintai Dion, Kak. Tapi mama? Ia akan melihatku sebagai kegagalan karena membawa pria miskin ke rumah."
"Tante Marissa bukanlah orang seperti itu, Sheila."
Sheila tertawa pahit. "Kau tidak mengenalnya, Kak."
"Berulang kali aku meminta putus, tapi Dion selalu menahanku. Hatiku, selalu menahanku. Aku harus apa, Kak?"
"Kau harus memilih, La. Dion, atau tunanganmu."
"Tentu saja aku memilih Juna untuk masa depanku."
"Tapi kau tak mencintainya, bukan?"
Ila menggeleng. "Salah, Kak. Aku juga mencintai Juna."
Aku dilanda kebingungan. Bagaimana bisa seseorang mencintai dua orang secara bersamaan?

KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY
RomanceKebahagiaan itu bagaikan selembar kertas. Terlihat indah berhias ribuan warna, namun akan hancur jika sedikit saja terkena goresan yang tak tepat. Kebahagiaan itu akan hancur lebur, lalu berubah menjadi duka. Violetta pernah bahagia, seakan ia perna...