Bethary: "Baik, teman-teman, hari ini kita akan memulai dengan kegiatan praktis. Kita akan berkeliling sekolah untuk mengenali letak-letak penting dari berbagai bangunan di sini. Selain itu, ini juga kesempatan baik untuk berkenalan dengan siswa baru yang lain. Ayo, kita mulai dari gedung utama!"
Kami mulai berjalan bersama Bethary, dia memimpin dengan penuh semangat, menjelaskan fungsi masing-masing bangunan dan area di sekitarnya.
Fitri: "Wah, ini bangunan olahraga ya? Keren banget!"
Bethary: "Iya, di sini kita akan memiliki banyak kegiatan olahraga dan ekskul. Ayo masuk, biar kalian tahu seperti apa di dalamnya."
Kegiatan berlanjut dengan penuh kegembiraan, dan kami mulai merasa lebih akrab satu sama lain. Pada setiap bangunan dan sudut sekolah, Bethary memberikan informasi yang berguna.
***
Pukul 09.30, lonceng istirahat berdentang, dan suasana kembali ramai dengan tawa dan percakapan siswa yang sedang beristirahat. Aku memutuskan untuk memanfaatkan waktu ini untuk lebih mengenal siswa baru lainnya. Dengan hati yang berdebar, aku mendekati sekelompok siswa yang sedang duduk bersama di bawah pohon.
"Hai, boleh aku bergabung dengan kalian? Aku Finn."
Fajri: "Tentu, Finn! Aku Fajri. Ayo duduk! Sama-sama kita istirahat sejenak."
Aku merasa lega mendapatkan sambutan hangat dari mereka. Kami mulai berbincang-bincang ringan tentang kegiatan MPLS dan kesan pertama kami terhadap sekolah ini. Sementara itu, aku juga mendengarkan dengan antusias cerita-cerita mereka, mencoba membaur dengan canggung.
Shovi: "Jadi, dari mana asalmu, Finn?"
"Aku berasal dari desa kecil di sebelah barat sini. Jadi, aku masih kurang familiar dengan pusat kota ini."
Shovi: "Wah, seru dong! Pasti banyak hal baru yang akan kamu temui di sini. Kami juga senang bisa bertemu denganmu."
Aku merasa semakin nyaman dengan percakapan ini. Istirahat berakhir, namun koneksi yang baru saja terjalin membuatku lebih optimis dan semangat menghadapi sisa hari. Aku menyadari bahwa meskipun awalnya canggung, langkah untuk berkenalan dengan orang baru bisa membuka pintu ke berbagai pengalaman dan pertemanan yang menarik.
Genta: "Ehh udah saatnya berkumpul lagi tuh, yukk kesana."
***
Bethary: "Baik teman-teman, setelah istirahat tadi, sekarang kita akan melanjutkan dengan sosialisasi mengenai tata tertib sekolah dan pengenalan kepada beberapa guru dan warga sekolah. Yuk, kita mulai dari aula utama."
Kami duduk bersama di aula, mendengarkan dengan cermat penjelasan Bethary tentang aturan-aturan sekolah, jadwal pelajaran, dan hal-hal penting lainnya. Beberapa guru memberikan sambutan singkat dan memperkenalkan diri, menyampaikan bahwa mereka siap membantu dalam perjalanan pendidikan kami.
Guru Bahasa Indonesia: "Hai, saya Ibu Ratna, guru Bahasa Indonesia. Jangan ragu untuk datang ke ruangan saya jika ada pertanyaan atau butuh bantuan dengan tugas-tugas pelajaran, ya!"
Kegiatan berlangsung dengan tertib dan penuh informasi. Kami mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai dinamika sekolah dan siap menghadapi tantangan yang ada.
Bethary: "Terima kasih, teman-teman, atas partisipasinya hari ini. MPLS hari pertama kita sudah selesai pada pukul 12.30. Jangan lupa, besok kita akan melanjutkan kegiatan lainnya. Sampai jumpa besok, ya!"
Kami meninggalkan ruang aula dengan pengetahuan baru, wajah-wajah baru, dan semangat yang tumbuh setelah hari yang penuh kegiatan ini. Hari pertama di SMA telah membawa banyak pengalaman dan kenangan.
***
Saat aku berjalan menuju gerbang sekolah, aku melihat sosok yang akrab di antara orang-orang yang menunggu. Ternyata, itu adalah Ragil, temanku dari SMP. Dia berdiri dengan senyum ramah di wajahnya.
Ragil: "Finn, hei! Senang melihatmu di sini. Bagaimana hari pertamamu?"
"Hai, Ragil! Hari pertama cukup menarik, meskipun awalnya agak canggung. Bagaimana denganmu?"
Ragil: "Sama, Finn! Tapi sepertinya kita bisa membuatnya lebih seru bersama-sama di sini."
Aku tersenyum mengangguk, "Iya, terima kasih banyak, Gil. Aku baru saja mengenal sekelompok teman dan kakak kelas, rasanya sudah semakin akrab."
Ragil: "Oh iya, tadi kamu dapat kelompok mana, Finn? Kalo aku kelompok Sunflower."
"Aku kelompok Wildflower, Gil."
Kami berdua berjalan menuju pintu gerbang sekolah sambil bercerita tentang guru-guru dan teman-teman baru. Matahari bersinar tak kalah semangat, dan langkah-langkah kami penuh dengan antusiasme menyambut petualangan baru di SMA ini.
Ragil: "Nah, mari kita menuju kendaraan. Ada banyak cerita yang ingin kubagikan."
Aku bersyukur memiliki teman seperti Ragil yang membuat transisi ke sekolah baru ini terasa lebih mudah. Kami berdua melangkah menuju kendaraan, siap menyusuri perjalanan pulang sambil berbagi cerita dan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa yang Terpendam
RomansaSebuah pertemuan tanpa kesengajaan, menikmati hari-hari bersama, menempuh pendidikan dan mengusahakan impian masing-masing. Canda tawa suka duka tak lupa juga cemburu mewarnai persahabatan mereka. Semesta menjadi saksi atas rasa mereka. Apakah takdi...