Usman yang merasakan birahi yang memuncak segera mengajak Sifa untuk berhubungan intim kendati Aldi terbaring lemas tak berdaya.
"Pak, jangan! Bapak gak lihat Aldi kondisinya seperti apa?" ujar Sifa.
"Bapak sudah gak tahan, coba pegang penis bapak!" seru Usman.
Jari jemari Sifa dipaksa untuk memegang batang penis Usman yang sudah berdiri tegak, lambat laun Sifa mulai mengocok penis mertuanya tersebut.
"Sifa!"
Tiba-tiba saja Aldi memanggil namanya dan pada saat itu juga Usman dan Sifa menghentikan perbuatannya.
"Ada apa Di?" tanya Sifa.
"Kemarilah, aku ingin ditemani kamu!" seru Aldi.
Sifa langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Aldi, kemudian Aldi menyuruh Sifa untuk bersandar di dadanya.
"Maafkan aku ya Sifa, aku sudah tidak bisa menjadi suami yang baik." ujar Aldi.
"Kamu jangan bicara seperti itu, bagiku kamu adalah suami terbaik." timbal Sifa.
Usman muak melihat kemesraan Sifa dan Aldi, bahkan dia membanting pintu ketika keluar dari Kontrakan.
"Siapa itu?" tanya Aldi.
"Itu bapak, daritadi bapak nunggu kamu sadar. Tapi setelah kamu sadar kok malah pergi ya " ujar Sifa.
"Kamu jaga anak kita, semoga kelak dia menjadi anak yang baik." ujar Aldi.
Sifa sangat bahagia bisa mengobrol dengan Aldi begitu dekat, kenapa tidak seperti ini dari kejadian dimana dirinya sudah terlalu menikmati hubungan badan yang dilakukannya bersama Usman.
Aldi sendiri masih merasakan dilema akan apa yang sedang dia hadapi, dua anak dari dua orang berbeda jelas membuatnya dirundung masalah.
"Kalau Lastri hamil berarti Sifa bisa hamil juga, kenapa aku bodoh sampai meniduri Lastri sampai hamil."
Itulah bentuk penyesalan Aldi ketika menggunakan motor tadi pagi, sampai dirinya menabrak tiang listrik yang letaknya tidak jauh dari Kontrakan.
----
"Apa?"
Tiba-tiba saja terdengar suara agak keras di kontrakan yang ditempati oleh Dadang dan Ranti, sontak Aldi dan Sifa yang sedang berada dikamar bisa mendengar itu semua. Risa yang berada di kontrakannya juga mendengar hal itu.
"Kenapa Bu, bukannya ibu sendiri yang bilang bakalan kerja terus di pabrik. Tapi kenapa sekarang secara tiba-tiba ibu ingin berhenti kerja?" tanya Dadang.
Ranti terdiam seribu bahasa akan pertanyaan dari Dadang, hal itu jelas bukan tanpa alasan karena Tati memiliki video dirinya telah bersetubuh dengan Aryo, sementara itu Aryo sendiri telah menjamin kalau Ranti akan selalu diberikan uang setelah bersetubuh dengannya.
"Nampaknya ibu bakalan kerja sama Tati saja pak, ibu juga sudah terlalu tua untuk terus kerja di pabrik." jawab Ranti.
Dadang memperhatikan tubuh Ranti yang menurutnya masih seksi dan mempesona, mata Dadang celingukan melihat kondisi dimana Dafi sedang sekolah dan Desi masih tidur.
"Ngomong-ngomong kenapa bapak gak kerja?" tanya Ranti.
"Lagi malas saja Bu." jawab Dadang dengan santainya.
Tiba-tiba saja Dadang menarik Ranti masuk ke kamar, rupanya dia sedang terbakar birahi di pagi itu.
"Aduh pak, gimana kalau Desi bangun?" tanya Ranti.
"Alah, bapak lagi pingin sekarang." jawab Dadang.
Tanpa basa-basi Dadang mulai melucuti seluruh pakaiannya dan memperlihatkan penisnya yang selalu membuat Ranti puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilik Kontrakan
FantasyIni adalah cerita yang telah saya buat, namun kali ini saya re-upload dengan memakai kata-kata yang tidak terlalu vulgar, karena bukan main rasanya ketika ada banyak pembaca eh malah kena banned. Ini kisah Tati dan Eko yang sudah pindah dari Kontrak...