Malam Kelam

2.5K 8 0
                                    

Hujan setelah adzan isya membuat Lastri kebasahan saat pulang dari sekolah, terlihat Aldi sudah menaiki motornya dan ingin rasanya dia meminta tumpangan kepadanya. Tapi apa daya Lastri enggan melakukan itu karena dia sadar kalau Aldi sudah memiliki Sifa.

"Andai tadi pulang bareng Aldi, pasti aku gak bakalan kehujanan sampai basah seperti ini." Ujar Lastri dalam lamunannya.

Terdengar suara pesan masuk dari telepon seluler yang dia miliki.

"Las, bapak ke rumah ya. Tadi bapak ke sekolah kamu, tapi kata pak kepala sekolah kamu sudah pulang."

"Mau apa pak, ini sudah malam?"

"Bapak bawa roti bakar, nih bapak udah di depan pintu."

Kaget rasanya Lastri tak kala membaca pesan dari seseorang yang disebut bapak tersebut, lantas dia pun segera membuka pintu rumahnya. Terlihatlah lelaki paruh baya sudah basah kuyup, Lastri sendiri tidak sadar kalau dia  memakai daster pendek.

"Las, kamu?"

Lastri yang kaget segera kembali masuk dan mengambil pakaian panjang dan longgar.

"Kenapa diganti, bapak suka lho kamu tampuykaya gitu?"

"Apa sih pak, sebenarnya ada apa bapak sampai malam-malam gini kesini?"

"Kamu masih minat sama Aldi?"

"Pak Usman, maksud bapak apa?"

Lastri rupanya menerima tamu tak lain dan tak bukan adalah Usman ayah dari Aldi dan ayah mertua dari Sifa.

" Bapak tahu kalau kamui menyimpan rasa sama Aldi bukan? Bapak bisa membantu kamu."

Wajah Lastri nampak sangat emosi dengan tawaran dari Usman, dia merasa kalau Usman seperti merendahkannya. Lastri sadar betul kalau dirinya masih cantik dan perawan tentunya, walau dirinya ingin sekali bersama Aldi tapi dia tahu diri.

"Pak Usman sebaiknya pergi darisini."

"Tapi diluar hujan."

"Apa peduli saya?"

Utsman tersenyum licik dan tiba-tiba saja dia menarik Lastri untuk masuk ke kamarnya, sontak Lastri yang kaget tidak dapat berbuat banyak.

Air mata Lastri menetes tak kala ada bibir dan lidah yang bersatu dengan bibirnya, dia kaget lantaran ini adalah kali pertama dia dicium oleh lelaki.

"Jangan pak!"

Usman melepaskan baju kemeja yang dipakai, aroma khas jantan langsung tercium oleh hidung Lastri.

"Kenapa kamu menutup hidung, nanti kamu pasti suka sama bau ketiak bapak."

Alat mencoba memanfaatkan situasi untuk berteriak, tapi alam berkata lain karena tak kala Lastri berteriak maka hujan pun semakin deras.

"Jangan pak, saya mohon!"

Satu jam setelah berhubungan intim Usman nampak puas, vagina Lastri yang masih perawan sudah dia renggut dengan sempurna.

"Lakukan ini juga kepada Aldi, kecuali kamu mau jadi istri saya."

Usman pun berlalu meninggalkan Lastri yang masih terbaring di kasur tanpa busana, pintu rumah Lastri Usman tutup guna mengurangi kecurigaan warga.

Lastri masih menahan napasnya yang tersengal-sengal, saat dia memiringkan tubuhnya dan memejamkan matanya dia ingat kejadian satu jam lalu dimana Usman menggagahinya.

Cumbuan pada bibir dan lehernya sedikit demi sedikit mulai mengeluarkan desahan, dia tidak bisa menahan untuk mendesah tak kala lidah Usman menyentuh putingnya sehingga menjadi keras dan terangsang hebat.

Bilik Kontrakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang