Pelabuhan Lain

4.7K 14 0
                                    

Sifa memandangi masakan yang di buat dimalam itu, dia tidak menyentuh satupun makanan yang telah dia masak. Kemaluannya masih merasakan kemaluan Usman yang seharian tadi keluar masuk lubang kemaluannya. 

Disisi lain dia seolah masih menunggu Aldi untuk makan malam bersama, padahal dia tahu kalau Aldi tidak akan pulang malam itu.

Ditempat lain suara peraduan kelamin jelas terdengar di kamar seseorang yang sangat butuh belaian kasih sayang.

"Terus Di, enak sekali!" seru Lastri.

"Gimana? Enak kan genjotan ku?" tanya Aldi.

"Gila, ini enak banget Di." jawab Lastri.

Tak lama berselang mereka berdua mengerang penuh kenikmatan, Aldi nampak sengaja mengeluarkan spermanya di dalam rahim Lastri.

"Kamu ngeluarin di dalam, nanti kalau aku hamil gimana?" tanya Lastri.

"Aku akan ceraikan Sifa, sudah 5 tahun kami menikah tapi belum juga dikaruniai seorang anak. Terlebih..."
Omongan Aldi tiba-tiba terdiam.

"Terlebih apa?" kembali Lastri bertanya.

"Terlebih aku merasa kalau Sifa telah main di belakang." jawab Aldi.

"Masa sih?" tanya Lastri sembari bersandar di dada Aldi yang bidang.

"Ya, siang itu aku melihat adanya bercak pada pakaian yang ada di ember, aku yakin kalau itu bercak sperma." jawab Aldi.

Kemudian Lastri mengarahkan wajahnya dengan wajah Aldi, lantas dia mencium bibir Aldi penuh gairah membara.

"Kamu jangan khawatir, aku disini setia untuk kamu." ujar Lastri.

Aldi tersenyum melihat Lastri yang lebih seksi dibandingkan dengan Sifa, walaupun sama-sama berhijab jelas Lastri juara kalau sudah telanjang bulat.

Mata menggoda Lastri seolah mengisyaratkan sesuatu kepada Aldi.

"Kamu mau lagi?" tanya Aldi.

Lastri dengan manja menganggukkan kepalanya, kemudian mereka saling berguling penuh syahwat. Lelehan sperma yang keluar dari lubang kemaluannya Lastri tidak menjadikan Aldi untuk jijik, dia kembali memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluannya Lastri. Suara peraduan kelamin kembali terdengar, kali ini bahkan lebih jelasnya karena kelamin mereka sudah sama-sama basah.

----

Adam nampak sudah bisa menggerakkan tangannya, Risa yang tahu akan hal itu nampak bahagia. Birahinya sudah tidak dapat dia tahan lagi, baru juga jam 8 malam Risa sudah berdandan sangat cantik dan seksi.

Adam tidak dapat memungkiri kalau apa yang dilakukan oleh Risa sangat memancing birahinya. Apalagi ketika Risa mulai agresif dengan mengelusi batang penis Adam dari luar celananya.

"Pah, mamah sudah gak tahan." ujar Risa.

Tiba-tiba saja gawai Adam berbunyi, rupanya ada panggilan masuk dari ibunya. Maka dengan terpaksa dia mengangkat telepon yang dirasa itu sangat penting.

"Apa Bu?"

Tiba-tiba saja Adam berbicara cukup keras, itu membuat Risa agak kaget dengan percakapan antara ibu dan anak itu.

"Ya sudah Bu, nanti aku bakalan bicarakan sama Risa biar ada keputusan."

Kemudian Adam menutup telepon, dia menatap wajah Risa dengan penuh kebingungan

"Ada apa pah?" tanya Risa..

"Ibu mau numpang tinggal disini, kalau kamu setuju pagi-pagi besok dia berangkat kesini." jawab Adam.

Bilik Kontrakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang