Kepolosan

7.2K 12 0
                                    

Malam itu Ranti dan keluarganya sedang makan malam, terlihat Dafi dan Desi yang merupakan anak mereka nampak sangat lahap ketika makan. Akan tetapi Dafi melihat hal lain ketika melihat ibunya yang membungkuk, entah kenapa dia begitu terangsang tak kala melihat belahan payudara Ranti.

"Kamu lihat apa Dafi?" tanya Ranti.

"Gak lihat apa-apa kok Bu." jawab Dafi.

Sebenarnya Dadang agak curiga dengan pola tingkah laku anaknya, tapi dia masih memaklumi anaknya yang masih dalam masa pertumbuhan.

"Besok kayanya bapak sama Eko bakalan lembur deh Bu, mungkin pulang pagi." ujar Dadang.

"Ya sudah, hati-hati saja kerjanya." timbal Ranti.

Mereka pun melanjutkan kegiatan makan malam mereka dengan penuh lahap, sementara itu Dafi terus memperhatikan payudara serta selangkangan Ranti yang selalu terbayang dalam pikirannya.

Eko masih membayangkan bagaimana Sifa yang mendesah tak kala digauli oleh Aldi, desahannya begitu merangsang Eko yang terduduk di ruang tengah dengan tidak memakai kaos.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Tati.

"Gak apa-apa kok, cuma..."

Tiba-tiba saja Eko mencumbui Tati begitu bringas dan bisa dibilang kasar, kedua jari Eko langsung dimasukkan kedalam lubang kemaluannya Tati yang belum basah.

"Ahhh... sakit." ujar Tati.

Tapi Eko nampaknya sudah tidak peduli akan apa yang dikatakan oleh Tati, bibirnya terus bersatu dengan bibir Tati yang sudah penuh dengan ludah.

Eko langsung mempertontonkan dirinya yang sudah telanjang bulat di depan Tati, kulit yang hitam disertai bulu ketiak dan bulu selangkangannya yang rimbun menambah Tati semakin bernafsu.

"Coba cium ketiak aku!" seru Eko.

Tanpa basa-basi Tati langsung menenggelamkan kepalanya tepat di ketiak kanan Eko, seketika itu kemaluannya langsung basah. Eko sendiri masih membayangkan tubuh Lina, wanita yang dulu pernah di nikmati tubuhnya yang hilang entah kemana.

Desahan dan erangan mereka nampaknya membuat Risa terganggu, Adam selaku suaminya Risa bukan tidak mau untuk melakukan hubungan intim pada saat itu. Hanya saja waktu itu jam belum menunjukkan jam 7 malam, masa iya harus beradu kelamin di jam itu pikir mereka.

"Yang, aku jadi pingin." ujar Risa.

"Nanti malam saja, nanti suara kita kaya lagi lomba saja!" timbal Adam.

Risa agak kecewa dengan jawaban dari suaminya, akan tetapi dia harus bisa menahan birahinya yang sudah meluap-luap. Nampaknya kontrakan milik pak Romli yang berupaya bilik menjadi ajang peraduan kelamin setiap pasangan di kontrakan itu.

****

Risa kecewa bukan main, sekitar jam 10 malam Adam sudah tidurnya terlelap. Risa ingin bercinta dan mengeluarkan air cintanya bersama sperma Adam. Tetapi semuanya harus pupus karena Adam sudah mendengkur.

Walaupun ragu, tapi Risa ingin mencoba hal lain. Dari itu dia mencoba untuk melakukannya sendiri dengan cara memainkan jemarinya di area vaginanya.

Beberapa kali dia tahan desahan yang keluar dari bibirnya, dia tatap wajah Adam yamg tertidur pulas tanpa tahu perbuatan istrinya.

Bersambung

Bilik Kontrakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang