TIGA

21 7 0
                                    

"Lian,kamu liat hp aku nggak?" tanya Yeziel sambil meraba sofa ruang tamu yang ada di rumah Berlian.

"Nggak. Emang tadi terakhir kamu taruh dimana?"

"Tadi dimeja ini," ujarnya sambil menunjuk meja kaca kecil di sebelah Berlian.

"Nggak tau, nggak liat. Makanya, jangan naruh sembarangan."

"Ya kan cuma aku tinggal ke toilet bentar. Aku juga tadi udah bilang ke kamu, titip hp ku bentar."

"Mana ada."

"Ada. Tadi aku bilang gitu, lok."

"Ada apa sih ini, kok ribut-ribut," tegur Lina, mama Berlian.

"Hp Ziel ilang, Tante."

"Emang kamu tadi taruh dimana?"

"Di meja Tante. Tadi Ziel mau ke toilet, terus Ziel bilang ke Lian, titip hp Ziel bentar, tapi Lian-nya ga jawab."

"Terus, pas Ziel balik, hp Ziel ilang."

Berlian menahan tawanya melihat wajah Yeziel yang terlihat sangat frustasi.

Berlian merogoh sakunya sambil berdehem.

"Nah, kamu yang ngambil, kan?" sergap Yeziel ketika menyadari Berlian tertawa dan merogoh sakunya.

"Iya, aku yang ngambil, nih," Berlian mengeluarkan tangannya dari dalam saku. Tangan kosong yang ia bentuk menjadi gaya sarang hae yo.

Yeziel tersenyum namun kemudian berdecih.

"Mana iihhh."

"Lian," tegur Lina.

"Iya-iya, Ma," Berlian menyerahkan hp Ziel kepada pemiliknya sambil tertawa cekikikan.

"Dari tadi, kek."

"Sekali-kali, pengen liat seorang Yeziel Alganendra ngerengek sampe monyong-monyong gitu bibirnya."

Yeziel berdecak sebal lalu meninggalkan Berlian sendiri di ruang tamu. Ia pergi ke lantai dua, tepatnya ke kamar Forryl.

"Bang, adek lo ngeselin." Adunya pada Forryl.

"Kenapa lagi, sih, kalian? Kek bocah, sumpah."

"Hp gue diambil, anjir."

"Mampus." Ledek Forryl sambil merentangkan tubuhnya di ranjang.

"Ketek lo bau, Bang."

Forryl refleks mencium ketiaknya ketika Yeziel mengatakan itu. "Mana ada. Ketek wangi gini, dibilang bau. Asal lo tau aja, ya. Deodoran gue itu mahal, udah pasti baunya wangi." Balas Forryl menggebu-gebu.

"Ketek lo kali, yang bau."

"Idih, mana ada." Elak Yeziel.

"Coba cium tuh ketek lo, bau apa?"

"Bau-bau clbk."

"Lo nggak usah sok tau, ya. Gue sama Jihan udah lama putus, ya, ege. Dan gue juga udah lama lost contact sama dia."

"Iyadeh, iya."

"Mabar?" tawar Yeziel.

"Nggak dulu."

"Idih, tumben?"

"Gue mau ngerjain skripsi."

"Rajin bener, Kakak Ipar."

"Siapa?"

"Lo, lah. Kakak ipar gue kan cuma lo seorang."

"Idih, najis. Nikah aja belom."

Biru Milik Berlian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang