LIMA

14 7 0
                                    

"Makan sendiri atau disuapin?" goda Yeziel.

"Makan sendiri, lah." Berlian merebut bubur serta peralatan makan yang baru saja diambilkan Yeziel.

"Yaudah, buruan dimakan. Terus minum obat. Habis itu istirahat."

"Iya, bawel."

"Bawel gini juga demi kamu."

"Halah."

Berlian mulai menyuapkan satu sendok bubur kedalam mulutnya.

"Hambar." Protes Berlian.

"Kan kamu lagi sakit, ya wajar kalo semua makanan yang kamu makan hambar."

"Terus, ini mau diapain coba. Aku nggak doyan."

"Buang."

"Mubazir."

"Ya mau bagaimana lagi." Yeziel mengedikkan bahunya.

"Minta tolong bilangin ke Mbak Santi, bungkusin ini. Ntar aku lanjutin makan dirumah aja." Ucap Berlian sambil menyodorkan bungkusan buburnya.

"Mau titip jajan?"

"Roti sama susu aja, deh."

"Tunggu sini, jangan kemana-mana."

"Iya, buruan sana."

Yeziel pun melangkah pergi dari UKS.

Ia berjalan menyusuri koridor lantai satu.

Matanya tak sengaja melihat sosok gadis yang ia kenal baru saja keluar dari ruang kepala sekolah bersama Bu Elina-wali kelas XI IPA 1, yang merupakan wali kelas Yeziel juga.

"Cheyda?" desisnya.

"Eh. Hai." Sapanya.

"Lo ngapain disini."

Gadis itu menunjuk dirinya. "Gue? Oh, gue pindah kesini. Emang lo nggak tau? Waktu itu gue pernah bilang ke lo, kan? Terus juga, bukannya itu lagi jadi hot topic disini, ya?" balasnya penuh percaya diri.

"Yeziel, darimana kamu? Bukannya ini masih jam pelajaran, ya?" tanya Bu Elina.

"Nemenin Lian di UKS, Bu. Nggak enak badan, dia."

"Ya sudah, Ibu sama Cheyda duluan, ya."

Yeziel mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menuju ke kantin.

***

Bel masuk telah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Namun semua murid X-A masih sibuk sendiri di kelasnya.

Yeziel menghampiri Berlian dikelasnya, X-A.

"Lian, ayo. Nanti dihukum Pak Bambang."

"Iya. Sabar." Berlian masih sibuk membenarkan letak kemeja nya yang hari ini sangat sulit dirapikan.

"Topi kamu mana?"

"Oiya, bentar." Berlian buru-buru mengecek tas nya dan mengambil topinya. Ia dan Yeziel berlari terbirit-birit dari kelas menuju ke lapangan.

"YEZIEL, BERLIAN, ALDO, REVAN, JASMINE, DAN LAILA, MAJU KE DEPAN." Teriak Pak Bambang.

"Yahh." Keluh Yeziel.

"Sorry." Ujar Berlian dengan cengiran andalannya.

Yeziel tersenyum simpul dan mengangguk pelan seraya terus berlari menuju dekat tiang bendera.

Biru Milik Berlian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang