GAME 4

187 25 8
                                    

GAME IV

Last Chapter

"Kau, ini semua salahmu!"

"Ini semua salahmu Xiao Zhan...."

*

! HAPPY READING !

*

Satu gerakan janggal terlihat dari dalam gumpalan selimut yang tergelung berantakan diatas ranjang, disertai suara napas berat memburu yang tak lama kemudian berubah menjadi suara isak tangis.

Ruangan kamar itu gelap tanpa cahaya sedikitpun, tak ada lampu yang menyala ataupun jendela yang terbuka. Entah sudah berapa lama ruangan itu tertutup dari dalam dengan kondisi sangat berantakan.

"Bukan aku yang membunuhnya..."

Suara meracau itu terdengar sangat lirih bergetar diantara sela isak tangisnya yang tertahan.

Sudah satu bulan berlalu sejak Xiao Yang meninggal, dan menyisakan sang kakak dalam kondisi depresi karena tak kuat dengan semua kesalahan yang dilimpahkan padanya. Saat ini pemuda itu ada di apartement sepupu-nya Wang Zhoucheng karena sejak kepergian Yang, rumah keluarga Xiao menjadi neraka baginya.

Setiap sudut dipenuhi kenangan adik kembarnya, setiap helaan napasnya dalam rumah itu yang terdengar hanya makian dan ucapan histeris dari ibunya yang hancur karena telah kehilangan putera kesayangannya.

Jauh sebelum kecelakaan itu terjadi, dia sudah meninggalkan rumah itu dan tinggal disebuah apartement kecil dekat studio design yang dia bangun bersama dua orang sahabatnya dan hanya pulang kerumah keluarga Xiao satu bulan sekali. Tapi setelah Xiao Yang pergi, sepupunya menyeretnya tinggal diapartement-nya untuk menjaganya dan menghindari bentrokkan antara dia dan ibunya.

Kondisi psikis yang terguncang membuatnya otomatis tidak beraktifitas kemana pun apalagi ke studio-nya. Zhan hanya berdiam di kamar, atau berjalan-jalan di dalam ruang apartement sepupunya itu seperti orang linglung.

"Aku tidak bermaksud melakukan itu padanya..."

Suara bergetar itu masih terdengar mengisi senyap yang memenuhi ruangan. Rumah itu sunyi karena Zhoucheng ada jadwal jaga di IGD rumah sakit dan belum pulang sejak semalam.

"Aku tidak membunuhnya..."

Sosok Xiao Zhan yang bersembunyi dibawah selimut tersentak saat merasakan satu tangan menyentuh lapisan tebal kain yang membungkusnya. Dia tidak menyadari ada seseorang masuk kedalam ruangannya. Sementara itu, orang yang baru saja datang itu duduk ditepi ranjang mencoba menarik kesadaran Zhan yang masih terpenjara dalam mimpi buruknya.

Huang Jingyu menatap nanar pada juniornya yang saat ini dalam kondisi mental hancur lebur.

"Xiao Zhan."

"BUKAN!!" selimut itu tersibak, bersamaan dengan suara jerit histeris itu.

Wajah Xiao Zhan pucat pasi, keringat mengalir di pelipis dan lehernya, pupil matanya yang membulat menampakan jelas ketakutannya akibat mimpi buruk itu, tubuhnya pun masih belum berhenti gemetar.

"Xiao Zhan, semuanya sudah baik-baik saja sekarang," sosok tinggi yang duduk di tepi tempat tidur mengulurkan tangan untuk menyentuh puncak kepala pemuda kurus itu, mencoba membuatnya lebih tenang.

"Aku tidak membunuhnya," ia menggeleng, menatap wajah lembut yang kini mencoba menenangkannya.

Huang Jingyu mengangguk.

The Family GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang