Game 7

142 17 7
                                    

GAME VII

***
HAPPY READING
***

Sosok ayah dan anak yang berjalan bergandengan tangan di sebuah jalan setapak memasuki area sebuah taman terlihat sangat manis bagi siapapun yang menoleh untuk menangkap pemandangan harmonis siang itu, membuat cuaca yang sedikit mendung jadi teras...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok ayah dan anak yang berjalan bergandengan tangan di sebuah jalan setapak memasuki area sebuah taman terlihat sangat manis bagi siapapun yang menoleh untuk menangkap pemandangan harmonis siang itu, membuat cuaca yang sedikit mendung jadi terasa lebih hangat dengan kedekatan keduanya.

Xiao Yang berjalan perlahan menyamakan langkah kakinya yang jenjang dengan langkah kaki kecil putranya yang menggemaskan. Suara senandung riang sesekali terdengar lolos dari bibir bocah kecil berusia lima tahun itu, menyanyikan lagu yang baru saja diajarkan oleh gurunya di taman kanak-kanak.

Pria muda itu baru saja menjemput putranya dari sekolah, sebuah aktifitas rutin yang biasa dia lakukan setiap harinya. Saat jam makan siang, dia akan keluar kantor untuk menjemput Suoer dari TK yang memang tak jauh dari tempatnya bekerja, lalu dia akan membawa putranya itu ke kantor dan bocah itu akan menghabiskan waktunya sampai pukul empat sore sebelum mereka pulang ke rumah.

Membawa anak ke studio juga bukan hal baru bagi semua anggota tim di studio-nya, karena kebanyakan teman satu timnya adalah wanita berkeluarga, mereka biasa membawa anak-anak ke tempat itu setelah menjemputnya dari sekolah, dan lagi keberadaan anak-anak di studio juga bisa mempermudah mereka dalam mengerjakan buku karena bisa berinteraksi dengan mereka lebih mudah.

Biasanya, Xiao Yang akan melewati jalan yang lebih dekat untuk sampai kembali ke studio-nya, tapi kali ini entah ada angin apa, dia justru membawa putranya berjalan lebih jauh dan melewati sebuah taman kecil tempat bermain anak-anak kompleks perumahan sekitar.

Suo yang senang melihat sebuah ayunan diatas bak pasir besar ditengah taman buru-buru melepas genggaman tangan papa-nya, berlari kecil menghampiri ayunan ber-cat merah itu, dan langsung menaikinya tanpa menunggu persetujuan dari papa-nya.

Xiao Yang hanya menggeleng melihat bagaimana kelakuan putra kesayangannya, dia agak heran bukankah di TK tadi seharusnya dia sudah puas bermain, kenapa sekarang masih harus se-exicited itu melihat ayunan.

Tapi keseruan bocah itu tak bertahan lama rupanya. Di bawah pohon yang berdiri tegak dengan dedauanan yang rimbun dibelakang ayuanan yang dinaikinya itu ada sesuatu yang mengusik perhatiannya—sebuah kardus kecil terbuka yang tidak seharusnya ada di tempat itu, dan ada suara ringikan pelan dari dalam kardus itu.

Suo melompat turun dari ayunannya.

Tanpa ragu bocah itu mendekatinya, melongok-kan kepalanya melihat isi kotak itu dengan rasa penasaran yang sangat besar.

"Uwaa, lucu sekali!!" ia berseru, sambil memegangi pinggiran kardus kecil itu. "Papa!? Ada anak anjing disini, lucu sekali."

Suo menoleh ke belakang, memanggil papa-nya yang tengah duduk di salah satu kursi taman yang kosong sambil memegang ponselnya.

The Family GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang