GAME 5

181 19 14
                                    


GAME V


Suara derit pelan terdengar menyertai langkah sepasang kaki kecil yang berjalan berjingkat menapaki lantai kayu yang halus, menghampiri sebuah tempat tidur besar dimana seseorang masih bersembunyi dibawah selimut menikmati waktu tidurnya, tidak sadar bahwa matahari mulai tinggi.

Perlahan tapi pasti, sosok kecil itu bersiap menerjang siapa pun yang ada di balik selimut itu. Senyum jahil yang lucu tergores di bibirnya, membuat dua lubang kecil lesung pipi di kedua pipi chubby-nya yang merona kemerahan.

Satu...

Dia menghitung dalam hati, sambil melirik seseorang yang berdiri di depan pintu, ikut tersenyum jahil bersamanya.

Dua...

Tiga...

"DADDY?!"

Suara pekik-kan itu mengagetkan sosok yang masih berlindung didalam hangatnya selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pekik-kan itu mengagetkan sosok yang masih berlindung didalam hangatnya selimut. Tapi tak lama setelahnya terdengar suara erangan tertahan karena tiba-tiba bocah lelaki tadi melompat menimpa tubuhnya, membuatnya seketika kesulitan bernapas.

Suasana pagi yang ceria seperti biasanya mewarnai keluarga kecil itu.

"Dad! Ayo bangun~ sudah siang!"

Bocah itu merengek, berlonjak-kan di atas selimut yang masih menutupi tubuh ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah itu merengek, berlonjak-kan di atas selimut yang masih menutupi tubuh ayahnya. Ini hari sabtu dan dia tidak ingin waktu bermainnya terganggu karena sang daddy bangun kesiangan.

"Dad! Kau janji main denganku seharian ini-"

Belum sempat bocah itu meneruskan kalimatnya, sosok dari balik selimut bangkit dan langsung memeluknya dengan gemas. Seorang pria muda dengan rambut yang masih sangat berantakan tersibak dari dalam selimut dengan wajah sedikit kesal.

"Siapa yang menyuruhmu membangunkan-ku 'huh?"

Alih-alih menjawab dengan suara, bocah lima tahun itu hanya mengarahkan telunjuknya kepada seseorang yang berdiri bersandar di dekat pintu.

"Tuan matahari yang menyuruhku membangunkanmu, dad."

Sosok cantik bersandar pada pintu sambil menyilangkan kedua tangannya di dada lalu menggelengkan kepalanya menatap tingkah ayah dan anak yang sudah ribut meski pagi baru saja dimulai.

The Family GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang