GAME 6

164 18 5
                                    


Haloooo~~
Karena saya lagi baik, nih saya kasih update


LAST CHAPTER ;
Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar, bahkan rentang waktu itu teramat sangat panjang untuk menciptakan sebuah drama, merangkai kisah-kisah kebohongan demi kebahagiaan mereka. Waktu yang sangat panjang untuk merangkai kepingan-kepingan ingatan palsu seseorang yang selama tujuh tahun menemani hidupnya itu.

***

GAME VI

Seorang bocah kecil manis duduk dengan tenang sambil membolak-balik buku cerita bergambar yang terbuka dihadapannya, mencoba membaca huruf demi huruf di setiap halaman meski harus terbata-bata sambil sesekali menautkan alisnya karena belum mengena...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang bocah kecil manis duduk dengan tenang sambil membolak-balik buku cerita bergambar yang terbuka dihadapannya, mencoba membaca huruf demi huruf di setiap halaman meski harus terbata-bata sambil sesekali menautkan alisnya karena belum mengenali semua huruf yang ada di sana, dia belum mempelajari itu di sekolahnya ataupun diajari oleh papa-nya. Tapi dia tetap berusaha.

Wang Suo, sesekali melirik kearah papa-nya yang sedang bicara dengan teman-teman kerjanya, dia tidak memanggil karena tidak ingin mengganggu.

Bocah berwajah chubby dengan mata bulat hitam yang besar itu cukup pengertian untuk anak seusianya, dia tahu jika papa atau daddy-nya sedang bicara dengan orang lain maka dia tidak boleh mengganggu, jadi dia akan menunggu sampai mereka selesai.

"Suo-suo..." seorang bocah perempuan menghampirinya dan duduk tepat disampingnya, rambutnya yang diikat dua membuatnya terlihat sangat manis, "Kenapa terus melirik papa-mu yang sedang bicara dengan ibu-ku?"

"Aku tidak bisa membaca huruf ini," dengan polos bocah itu menunjukan halaman yang dimaksud pada gadis kecil itu, "Apa kau bisa baca?"

Gadis itu menggeleng dengan polos, raut wajahnya agak sedih karena dia memang belum bisa membaca dengan lancar sama seperti Suo.

Suara kursi ditarik tiba-tiba membuat kedua bocah itu menoleh kearah yang sama, tepat diisamping kiri Suo duduk seorang pria tampan berjas rapi dengan rambut yang ditata rapi dengan poni depan yang sedikit berantakan, sebuah senyum lebar melengkung diwajahnya membuat kedua pipinya bergerak terangkat, membuatnya terlihat sangat mirip dengan Suo saat dia sedang tersenyum lebar.

"Daddy!"

Wang Yibo mengangguk, melambai pada putranya dan juga teman kecilnya, dia bisa melihat raut terkejut dan sedikit girang di wajah putranya, tapi itu tak lama karena tiba-tiba wajah itu menoleh acuh dengan pipi menggelembung kesal—caranya merajuk bahkan sangat mirip dengan papa-nya.

Pria muda itu sadar bahwa putra kesayangannya itu masih sedikit kesal karena dia sudah ingkar janji pagi ini.

"Suo-suo, kau masih marah padaku?"

Bocah lima tahun itu mendengus sambil menyilangkan kedua tangan di dada, bahkan gestur tubuhnya saat marah pun serupa dengan papa-nya.

"Daddy sudah janji sebelumnya, tapi kenapa tidak ditepati?" sungutan kesal akhirnya lolos dari bibir mungil bocah chubby itu, "Aku kesal denganmu, dan marah pada paman Haikuan. Kalau nanti dia datang berkunjung aku akan menginjak kaki-nya!"

The Family GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang